Kamis, 26 Agustus 2010

Skripsiku

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN ( UNSIQ )
JAWA TENGAH DI WONOSOBO

PROPOSAL SKRIPSI
NAMA : SUHIRMAN
N I M : 1606011
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA

1. JUDUL PROPOSAL SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN GAYA DAN GERAK PADA KELAS VI MI HIDAYATUSSIBYAN LANCAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

II. LATAR BELAKANG MASALAH

Mata pelajaran Sains merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada jenjang pendidikan sekolah dasar dan tidak sedikit anak yang merasa kesulitan dalam mempelajari Sains, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari tahun ke tahun.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak sekolah (guru bidang studi) terdapat beberapa permasalahan yang bisa peneliti disimpulkan, diantaranya: siswa hanya mengandalkan informasi dari guru saja (teacher oriented), perhatian siswa kurang pada saat proses pembelajaran, serta kurangnya kemampuan guru dalam memanfaatkan alat peraga yang ada.

Berdasarkan pengalaman mengajar guru, ternyata dari hasil ulangan Sains yang dilaksanakan pada setiap akhir bab cenderung memperoleh hasil yang masih belum mencapai standar, ini terlihat dari rata-rata untuk masing-masing kelas VI.A = 61,60 ; VI.B = 50,0. dari hasil yang diperoleh sebagi guru baik di kelas IV, V maupun VII selalu merasa kurang puas dengan hasil belajar siswa.
Sebagi tindak lanjut atas ketercapaian ketuntasan belajar siswa yang masih belum mencapai standar yang di tetapkan, maka guru merancang kegiatan remidial untuk beberapa siswa yang dianggap belum tuntas, baru setelah diadakan kegiatan remidial, ketuntasan klasikal tercapai, dan itupun mesti dilakukan berulang kali, bahkan pada beberapa materi yang dianggap lebih sulit ulangan perbaikan ( remedial ) perlu diulang lagi.
Mengingat terbatasnya waktu berdasar pembagian jumlah jam pelajaran pada kurikulum yang digunakan sekarang, sangat tidak memungkinkan untuk memberikan ulangan perbaikan di pagi hari ( Pada jam-jam efektif) karena akan menghambat materi-materi berikutnya, maka guru merasa perlu mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan di atas.
.Ada beberapa faktor lain juga yang menyebabkan rendahnya hasil belajar pada MI Hidayatussibyan Lancar. Dari hasil wawancara dengan guru bidang studi, sebagian besar siswa merasa malas belajar karena menganggap Sains identik dengan banyak hafalan. Mereka menganggap belajar Sains susah menghafalnya. Padahal belajar Sains sebenarnya tidak selalu harus menghafal, melainkan yang terpenting adalah bagaimana siswa memahami konsep-konsep yang mendasar. Selain dari faktor siswa, pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Belajar Sains lebih menekankan penalaran dalam pemahaman konsep melalui pembelajaran. Belajar Sains harus mau berfikir, sering disosialisasikan dengan kreativitas dan pemecahan masalah. Tanpa adanya rasa keingintahuan yang kuat atau motivasi tinggi hal tersebut tidak dapat tercapai.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penggunaan model pembelajaran yang tepat sehingga nantinya bisa meningkatkan hasil belajar sangat menentukan. Oleh karena itu salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Tutor Sebaya. Dalam model pembelajaran ini siswa didorong untuk terlibat secara optimal dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ”PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELJAR SAINS POKOK BAHASAN GAYA DAN GERAK PADA KELAS VI MI HIDAYATUSSIBYAN LANCAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

III.IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasikan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1.Masih banyaknya siswa yang menganggap bahwa Sains itu sulit.
2.Kurangnya tingkat pemahaman guru dalam kegiatan belajar mengajar terutama mengenai pendekatan pembelajaran dan pemilihan metode belajar yang efektif dan efisien.
Apakah dengan model pembelajaran Tutor Sebaya dapa membantu meningkatkan belajar Sains siswa.

IV. PEMBATASAN MASALAH
Mengingat luasnya permasalahan yang di hadapi, maka penelitian ini di batasi pada penggunaan metode Tutor Sebaya dalam meningkatkan hasil belajar Sains pada materi pokok Gaya dan gerak di kelas VI MI Hidayatussibyan Lancar Tahun Pelajaran 2010/2011.
V. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sains Kelas VI Siswa MI Hidayatussibyan Lancar Kecamatan Wadaslintang.

VI. PENEGASAN ISTILAH

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami pengertian dalam judul penelitian, maka terlebih dahulu disini akan diuraikan bebrapa kata – kata yang penulis anggap penting dalam yang memungkinkan terjadinya salah arti bagi para pembaca :
1.Meningkatkan
Menjadi bertambah banyak
2.Hasil
Hasil /nilaiyang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan.
3.Belajar
Berusaha ( berlatih dsb ) supaya mendapat suatu kepandaian.
4.Ilmu Pengetahuan Alam ( Sains )
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)
5.Pemanfaatan
Guna, faedah,
6.Tutor sebaya
Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau kelompok kecil ketika mengungkapkan ataupun menyelesaikan permasalahan.
7.Gaya
Tarikan atau dorongan pada suatu benda
8.Gerak
Perubahan kedudukan atau tempat.

Jadi yang dimaksud dalam judul adalah “ Suatu kajian secara mendalam melalui sebuah penelitian tentang hasil yang telah dicapai untuk memperbanyak perhatian atau kecenderungan hati dalam berusaha atau berlatih pada bidang keilmuan yang membahas gaya dan gerak dengan menggunkan metode tutor sebaya pada siswa kelas VI MI Hiayatussibyan lancar Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2010 / 2011

VII. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Sans pada pokok bahasan Gaya dan Gerak pada siswa kelas VI Semester II MI Hidayatussibyan Lancar Kecamatan Wadaslintang Tahun Pelajaran 2010 / 2011.


VIII. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1)Bagi Peneliti, berguna untuk mendapatkan pengetahuan baru mengenai model pembelajaaran Tutor Sebaya.
2)Bagi Siswa, diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa sains.
3)Bagi Guru, diharapkan dapat mengetahui metode pengajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
4)Bagi Sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu

IX. HIPOTESIS

Dari arti katanya hipotesis berasal adri 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “ di bawah” dan “Thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang cara kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis (Suharsini A.2002: 64).
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan pengertian di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan merupakan hipotesis kerja atau hipotesis alternatif yaitu “. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Sains MI Hidayatussibyan Lancar Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2010/2011.



X. KAJIAN PUSTAKA

a. Ilmu Pengetahuan Alam
Sebelum membicarakan tentang Ilmu Pengetahuan Alam, maka perlu kiranya mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian secara umum sebagai titik tolak untuk memberikan pengertian Ilmu Pengetahuan Alam.
Science adalah ilmu pengetahun
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Ilmu adalah pengetahuan atau kepandaian. , Pengetahuan adalah tahu dan Alam adalah segala yang ada di langit dan bumi . Jadi dapat penulis simpulkan sebagai pengetahuan atau kepandaian yang mengetahui atau membahas segala sesuatu yang ada di langit dan bumi ( alam semesta ).

b. Metode Tutor Sebaya
Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau kelompok kecil ketika mengungkapkan ataupun menyelesaikan permasalahan.
c. Gaya dan gerak

1.Hungan Gaya dan gerak
Pernahkah mencoba mainan traktor pegas, jungkat-jungkit, dan panah? Model tersebut dapat dibuat dengan mudah, bahan yang diperlukan salah satunya harus memiliki gaya pegas yang dapat mendorong benda lainnya. Untuk mempelajari hubungan gaya dan gerak, contoh alat yang berhubungan gaya dan gerak.
a).Traktor Pegas
Mainan traktor sederhana dapat dibuat dari kelosan benang, karet gelang sebagai pegas, lilin, batang kayu, dan paku kecil.
b). Panah
Panah terdiri dari busur dan anak panah. Panah sederhana dapat dibuat dari batang kayu atau belahan bambu yang lentur, tali, dan anak panah terbuat dari bambu atau batang plastik.
Pada panah, gaya pegas terdapat pada busurnya. Tali digunakan untuk menarik busur sampai melengkung. Ketika tali dilepaskan, bentuk busur akan kembali ke semula, menarik kembali tali yang membawa anak panah, sehingga anak panah akan terdorong dengan cepat dan jauh Menggunakan panah untuk mencapai sasaran yang tepat memerlukan keterampilan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, olahraga memanah termasuk yang dilombakan di Olimpiade.
c). Jungkat-Jungkit.
Jungkat-jungkit pada awalnya diam (seimbang). Setelah ditekan ke bawah, kemudian dilepaskan, maka jungkat-jungkit bergerak naik turun. Ditekan berarti diberi gaya. Demikian pula ketika jungkat-jungkit diberi uang logam, maka jungkat-jungkit bergerak, mengapa? Uang logam tersebut memiliki berat dan berat itu termasuk gaya. Jadi, gaya menyebabkan jungkat-jungkit bergerak. Gaya pegas mempengaruhi gerak benda.

2. Penggunaan Alat yang Berhubungan dengan Gaya dan Gerak

Permainan jungkat-jungkit di bagian bawah tempat duduk terpasang pegas atau per. Pegas atau per sifatnya jika ditekan akan kembali ke semula sehingga benda yang di atasnya ikut bergerak. Dengan adanya per, jungkat-jungkit dapat memantul ketika digunakan. Berdasarkan pengamatan pada benda-benda tersebut ternyata gaya pegas yang menimbulkan dorongan dapat membantu berbagai pekerjaan dan membuat alat-alat lebih nyaman dipakai. Bahan apa yang dapat dibuat pegas pada benda-benda tersebut? Selain gaya pegas, gaya apa lagi pada benda yang gerakannya bermanfaat? Alat-alat yang dibuat ada yang harus diperhatikan penggunaannya. Kesimpulan tentang hubungan antara gaya dan gerak: Adanya hubungan antara gaya dan gerak dapat dimanfaatkan untuk alat-alat dalam kehidupan. Gerakan-gerakan yang diakibatkan suatu gaya dapat dimanfaatkan untuk benda-benda yang berguna bagi kehidupan manusia.


XI. METODOLOGI PENELITIAN

1.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di. MI Hidayatussibyan lancar.Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Kelas VI Semester I Tahun Akademik 2010/2011 yaitu pada bulan Juli – Agustus
2.Populasi dan Sampel Penelitian
a.Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan satuan analisis yang merupakan sasaran penelitian (W. Gulo, 2007 : 77)
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VI MI Hidayatussibyan Lancar Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 2 kelas yaitu Kelas VI A dan Kelas VI B, dengan jumlah 50 siswa.
b.Sampel Penelitian
Sampel yaitu himpunan bagian (subset) dari suatu populasi (W. Gulo, 2007 : 78). Sebagai bagian dari populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi. Pengambilan sampel dari suatu populasi disebut penarikan sampel atau sampling. Populasi yang ditarik sampelnya pada waktu merencanakan suatu penelitian disebut target populasi, sedangkan populasi yang diteliti pada waktu melakukan penelitian disebut sampling populasi. Daftar nama satuan analisis pada sampling populasi ini sering disebut dnegan sample frame.
Target populasi dan sampling populasi dapat berbeda sebagai konsekuensi dari perbedaan waktu antara perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam jarak waktu tersebut populasi bisa berubah, bertambah atau berkurang karena berbagai sebab. Oleh karena itu, jarak waktu antara perencanaan dan pelaksanaan sebaiknya jangan terlalu lama.
Masalah yang dihadapi dalam penarikan sampel adalah cara penarikan sampel dan ukuran besar sampel. Dalam penelitian ini, sampel di ambil secara random atau sampel acak. Penarikan sampel ini dikatakan random karena setiap anggota pada populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai anggota sampel. Untuk penelitian ini, peneliti mengambil sampelnya yaitu 2 kelas secara random (acak). Kelompok pertama, pelajaran dilakukan dengan pendekatan Tutor yaitu kelas VI B (25 siswa) dan kelompok kedua, pembelajaran dilakukan seperti biasa dengan metode konvensional (ceramah) yaitu kelas VI A (25 siswa).
3.Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cetakan biru yang menentukan pelaksanaan selanjutnya (W. Gulo, 2007 : 99). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen, dengan desain eksperimen semu yaitu desain pretes-postes kelompok kontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:
Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T1

T2

T1 = Tes awal (pretes)
X = Perlakuan dengan tutor sebaya.
T2 = Tes akhir (postes)
Kelas eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya berjumlah satu kelas. Kelas kontrol adalah kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah yang sudah biasa dilakukan.
Pada awal proses pembelajaran peserta didik, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan tes awal (pretes). Setelah diberikan pretes, peserta didik pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pembeajaran tutor sebaya. Kelompok ini akan mendiskusikan dan menyelesaikan tugas yang selanjutnya dipresentasikan dalam kelompok,setiap kelompok di pandu oleh seorang tutor yang telah dipilih sebelumnya,tor t, hal ini dilakukan untuk menyamakan pemikiran. Pada kelas kontrol materi pelajaran disampaikan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Setelah pemberian perlakuan selesai, kedua kelas diberikan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi zat dan wujudnya.

4.Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah semua objek yag menjadi sasaran penyelidikan yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya maupun dalam tingkatannya (Sutrisno Hadi, 2002 : 224).
Adapun Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Variabel bebas : Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah pembelajaran tutor sebaya dan metode konvensional (ceramah).
2.Variabel terikat : Hasil belajar sains pada poo bahasa Gaya dan gerak..
3.Variabel kontrol : Guru yang mengajar, pokok bahasan, lama pembelajaran, rentang waktu penelitian dan instrumen pembelajaran.
5.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipakai untuk mengumpulkan data yakni pedoman tertulis tentang wawancara, pengamatan atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi (W. Gulo, 2007 : 123). Supaya instrumen itu berfungsi secara efektif, maka syarat validitas dan reliabilitas harus diperhatikan sungguh-sungguh. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes.
a.Soal pretes dan postes
Pretes diberikan pada siswa sebelum siswa diberikan materi pelajaran. Pretes ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman atau kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan sedangkan postes diberikan diakhir kegiatan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu memahami materi setelah diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya Apakah kemampuan pemahamannya sama atau berbeda.
Soal pretes dan postes yang digunakan dalam penelitian harus memiliki kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari soal harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
b.Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2002 : 144). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Uji validitas atau kesahihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur untuk melakukan fungsi. Sesuatu dikatakan valid jika alat ukur yang dibuat sesuai dengan apa yang hendak diukur. Validitas pengukuran adalah kecocokan diantara alat ukur dan atau pengukuran dengan sasaran ukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program ITEMAN.
c.Uji Reliabilitas
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya (Suharsimi Arikunto, 2009 : 59). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Setelah pengujian validitas, selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas. Pengertian reliabilitas berhubungan dengan masalah ketepatan. Tujuan utama pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden.
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 s.d 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 s.d 0,40
Agak Reliabel
>0,40 s.d 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s.d 0.80
Reliabel
>0,80 s.d 1,00
Sangat Reliabel

d.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sesuai dengan model pembelajaran yang dipakai pada masing-masing kelas.
e.Soal-soal latihan
Soal ini diberikan untuk memperbanyak latihan siswa agar siswa-siswi lebih paham terhadap materi yang telah diajarkan. Dalam proses belajar mengajar, kelas yang menggunakan model pendekatan tutor sebaya, soal diberikan dalam bentuk kuis, hal ini dilakukan untuk mengurangi kejenuhan siswa ketika mengerjakan soal, sehingga siswa-siswi tertarik dan merasa senang mengerjakannya. Dalam kuis, peserta didik tidak boleh bekerja sama dalam mengerjakan soal. Sedangkan pada pembelajaran konvensional, siswa disuruh mengerjakan soal tanpa menggunakan kuis. Soal-soal ini diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa-siswi secara individu.
6.Metode Pengumpulan Data
Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.
a.Metode Observasi
Observasi adalah menatap kejadian, gerak atau proses (Suharsimi Arikunto, 2002 : 205). Metode observasi ini dilakukan untuk mengambil data nilai sains. Dalam metode ini, peneliti mengadakan pengamatan yaitu mengetahui proses belajar mengajar di kelas.
b.Metode Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi Arikunto, 2009 : 53). Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil prestasi belajar siswa. Tes dilakukan sebelum perlakuan dan setelah perlakuan untuk menunjukkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan gaya dan gerak.

7.Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah data hasil belajar sains. Hasil belajar siswa , dilihat dari hasil postes siswa. Soal yang digunakan untuk pretes dan postes terlebih dahulu harus dianalisis untuk mengetahui valid atau tidaknya, analisis butir soal ini dilakukan dengan menggunakan program ITEMAN meliputi reliabilitas tes, kesalahan pengukuran atau standard error dan distribusi skor. Untuk menghitung tingkat kesukaran atau tingkat kemudahan dapat menggunakan rumus:

Untuk mengukur tingkat kesukaran soal dapat digunakan ketentuan sebagai berikut (tim instruktur matematika, 1983):
Jika K 0,71 berarti mudah
Jika 0,30 K 0,70 berarti sedang
Jika K 0,30 berarti sukar
Akan tetapi, perkembangan terakhir, analisa tes tidak lagi membutuhkan waktu yang lama dan berbelit-belit, yaitu dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program ITEMAN.
Dalam menganalisis data pada penelitian ini dilakukan evaluasi dan refleksi terlebih dahulu melalui semua catatan atau tindakan. Catatan diperoleh penelitian. Setelah semua data penelitian terkumpul kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kualitatif dan kuantitatif yaitu membandingkan data yang diperoleh dari kejadian-kejadian sebelum dilakukan tindakan dan kejadian-kejadian berikutnya setelah dilakukan tindakan.
Semua kejadian yang terjadi dan data-data yang didapat akan dimunculkan dalam bentuk tabel dari semua tindakan aktivitas, pemahaman konsep, sikap serta hasil belajar siswa.

Skripsiku

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN ( UNSIQ )
JAWA TENGAH DI WONOSOBO

PROPOSAL SKRIPSI
NAMA : SUHIRMAN
N I M : 1606011
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA

1. JUDUL PROPOSAL SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN GAYA DAN GERAK PADA KELAS VI MI HIDAYATUSSIBYAN LANCAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

II. LATAR BELAKANG MASALAH

Mata pelajaran Sains merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada jenjang pendidikan sekolah dasar dan tidak sedikit anak yang merasa kesulitan dalam mempelajari Sains, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari tahun ke tahun.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak sekolah (guru bidang studi) terdapat beberapa permasalahan yang bisa peneliti disimpulkan, diantaranya: siswa hanya mengandalkan informasi dari guru saja (teacher oriented), perhatian siswa kurang pada saat proses pembelajaran, serta kurangnya kemampuan guru dalam memanfaatkan alat peraga yang ada.

Berdasarkan pengalaman mengajar guru, ternyata dari hasil ulangan Sains yang dilaksanakan pada setiap akhir bab cenderung memperoleh hasil yang masih belum mencapai standar, ini terlihat dari rata-rata untuk masing-masing kelas VI.A = 61,60 ; VI.B = 50,0. dari hasil yang diperoleh sebagi guru baik di kelas IV, V maupun VII selalu merasa kurang puas dengan hasil belajar siswa.
Sebagi tindak lanjut atas ketercapaian ketuntasan belajar siswa yang masih belum mencapai standar yang di tetapkan, maka guru merancang kegiatan remidial untuk beberapa siswa yang dianggap belum tuntas, baru setelah diadakan kegiatan remidial, ketuntasan klasikal tercapai, dan itupun mesti dilakukan berulang kali, bahkan pada beberapa materi yang dianggap lebih sulit ulangan perbaikan ( remedial ) perlu diulang lagi.
Mengingat terbatasnya waktu berdasar pembagian jumlah jam pelajaran pada kurikulum yang digunakan sekarang, sangat tidak memungkinkan untuk memberikan ulangan perbaikan di pagi hari ( Pada jam-jam efektif) karena akan menghambat materi-materi berikutnya, maka guru merasa perlu mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan di atas.
.Ada beberapa faktor lain juga yang menyebabkan rendahnya hasil belajar pada MI Hidayatussibyan Lancar. Dari hasil wawancara dengan guru bidang studi, sebagian besar siswa merasa malas belajar karena menganggap Sains identik dengan banyak hafalan. Mereka menganggap belajar Sains susah menghafalnya. Padahal belajar Sains sebenarnya tidak selalu harus menghafal, melainkan yang terpenting adalah bagaimana siswa memahami konsep-konsep yang mendasar. Selain dari faktor siswa, pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Belajar Sains lebih menekankan penalaran dalam pemahaman konsep melalui pembelajaran. Belajar Sains harus mau berfikir, sering disosialisasikan dengan kreativitas dan pemecahan masalah. Tanpa adanya rasa keingintahuan yang kuat atau motivasi tinggi hal tersebut tidak dapat tercapai.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penggunaan model pembelajaran yang tepat sehingga nantinya bisa meningkatkan hasil belajar sangat menentukan. Oleh karena itu salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Tutor Sebaya. Dalam model pembelajaran ini siswa didorong untuk terlibat secara optimal dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ”PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELJAR SAINS POKOK BAHASAN GAYA DAN GERAK PADA KELAS VI MI HIDAYATUSSIBYAN LANCAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

III.IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasikan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1.Masih banyaknya siswa yang menganggap bahwa Sains itu sulit.
2.Kurangnya tingkat pemahaman guru dalam kegiatan belajar mengajar terutama mengenai pendekatan pembelajaran dan pemilihan metode belajar yang efektif dan efisien.
Apakah dengan model pembelajaran Tutor Sebaya dapa membantu meningkatkan belajar Sains siswa.

IV. PEMBATASAN MASALAH
Mengingat luasnya permasalahan yang di hadapi, maka penelitian ini di batasi pada penggunaan metode Tutor Sebaya dalam meningkatkan hasil belajar Sains pada materi pokok Gaya dan gerak di kelas VI MI Hidayatussibyan Lancar Tahun Pelajaran 2010/2011.
V. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sains Kelas VI Siswa MI Hidayatussibyan Lancar Kecamatan Wadaslintang.

VI. PENEGASAN ISTILAH

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami pengertian dalam judul penelitian, maka terlebih dahulu disini akan diuraikan bebrapa kata – kata yang penulis anggap penting dalam yang memungkinkan terjadinya salah arti bagi para pembaca :
1.Meningkatkan
Menjadi bertambah banyak
2.Hasil
Hasil /nilaiyang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan.
3.Belajar
Berusaha ( berlatih dsb ) supaya mendapat suatu kepandaian.
4.Ilmu Pengetahuan Alam ( Sains )
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)
5.Pemanfaatan
Guna, faedah,
6.Tutor sebaya
Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau kelompok kecil ketika mengungkapkan ataupun menyelesaikan permasalahan.
7.Gaya
Tarikan atau dorongan pada suatu benda
8.Gerak
Perubahan kedudukan atau tempat.

Jadi yang dimaksud dalam judul adalah “ Suatu kajian secara mendalam melalui sebuah penelitian tentang hasil yang telah dicapai untuk memperbanyak perhatian atau kecenderungan hati dalam berusaha atau berlatih pada bidang keilmuan yang membahas gaya dan gerak dengan menggunkan metode tutor sebaya pada siswa kelas VI MI Hiayatussibyan lancar Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2010 / 2011

VII. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Sans pada pokok bahasan Gaya dan Gerak pada siswa kelas VI Semester II MI Hidayatussibyan Lancar Kecamatan Wadaslintang Tahun Pelajaran 2010 / 2011.


VIII. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1)Bagi Peneliti, berguna untuk mendapatkan pengetahuan baru mengenai model pembelajaaran Tutor Sebaya.
2)Bagi Siswa, diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa sains.
3)Bagi Guru, diharapkan dapat mengetahui metode pengajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
4)Bagi Sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu

IX. HIPOTESIS

Dari arti katanya hipotesis berasal adri 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “ di bawah” dan “Thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang cara kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis (Suharsini A.2002: 64).
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan pengertian di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan merupakan hipotesis kerja atau hipotesis alternatif yaitu “. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Sains MI Hidayatussibyan Lancar Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2010/2011.



X. KAJIAN PUSTAKA

a. Ilmu Pengetahuan Alam
Sebelum membicarakan tentang Ilmu Pengetahuan Alam, maka perlu kiranya mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian secara umum sebagai titik tolak untuk memberikan pengertian Ilmu Pengetahuan Alam.
Science adalah ilmu pengetahun
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Ilmu adalah pengetahuan atau kepandaian. , Pengetahuan adalah tahu dan Alam adalah segala yang ada di langit dan bumi . Jadi dapat penulis simpulkan sebagai pengetahuan atau kepandaian yang mengetahui atau membahas segala sesuatu yang ada di langit dan bumi ( alam semesta ).

b. Metode Tutor Sebaya
Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau kelompok kecil ketika mengungkapkan ataupun menyelesaikan permasalahan.
c. Gaya dan gerak

1.Hungan Gaya dan gerak
Pernahkah mencoba mainan traktor pegas, jungkat-jungkit, dan panah? Model tersebut dapat dibuat dengan mudah, bahan yang diperlukan salah satunya harus memiliki gaya pegas yang dapat mendorong benda lainnya. Untuk mempelajari hubungan gaya dan gerak, contoh alat yang berhubungan gaya dan gerak.
a).Traktor Pegas
Mainan traktor sederhana dapat dibuat dari kelosan benang, karet gelang sebagai pegas, lilin, batang kayu, dan paku kecil.
b). Panah
Panah terdiri dari busur dan anak panah. Panah sederhana dapat dibuat dari batang kayu atau belahan bambu yang lentur, tali, dan anak panah terbuat dari bambu atau batang plastik.
Pada panah, gaya pegas terdapat pada busurnya. Tali digunakan untuk menarik busur sampai melengkung. Ketika tali dilepaskan, bentuk busur akan kembali ke semula, menarik kembali tali yang membawa anak panah, sehingga anak panah akan terdorong dengan cepat dan jauh Menggunakan panah untuk mencapai sasaran yang tepat memerlukan keterampilan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, olahraga memanah termasuk yang dilombakan di Olimpiade.
c). Jungkat-Jungkit.
Jungkat-jungkit pada awalnya diam (seimbang). Setelah ditekan ke bawah, kemudian dilepaskan, maka jungkat-jungkit bergerak naik turun. Ditekan berarti diberi gaya. Demikian pula ketika jungkat-jungkit diberi uang logam, maka jungkat-jungkit bergerak, mengapa? Uang logam tersebut memiliki berat dan berat itu termasuk gaya. Jadi, gaya menyebabkan jungkat-jungkit bergerak. Gaya pegas mempengaruhi gerak benda.

2. Penggunaan Alat yang Berhubungan dengan Gaya dan Gerak

Permainan jungkat-jungkit di bagian bawah tempat duduk terpasang pegas atau per. Pegas atau per sifatnya jika ditekan akan kembali ke semula sehingga benda yang di atasnya ikut bergerak. Dengan adanya per, jungkat-jungkit dapat memantul ketika digunakan. Berdasarkan pengamatan pada benda-benda tersebut ternyata gaya pegas yang menimbulkan dorongan dapat membantu berbagai pekerjaan dan membuat alat-alat lebih nyaman dipakai. Bahan apa yang dapat dibuat pegas pada benda-benda tersebut? Selain gaya pegas, gaya apa lagi pada benda yang gerakannya bermanfaat? Alat-alat yang dibuat ada yang harus diperhatikan penggunaannya. Kesimpulan tentang hubungan antara gaya dan gerak: Adanya hubungan antara gaya dan gerak dapat dimanfaatkan untuk alat-alat dalam kehidupan. Gerakan-gerakan yang diakibatkan suatu gaya dapat dimanfaatkan untuk benda-benda yang berguna bagi kehidupan manusia.


XI. METODOLOGI PENELITIAN

1.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di. MI Hidayatussibyan lancar.Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Kelas VI Semester I Tahun Akademik 2010/2011 yaitu pada bulan Juli – Agustus
2.Populasi dan Sampel Penelitian
a.Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan satuan analisis yang merupakan sasaran penelitian (W. Gulo, 2007 : 77)
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VI MI Hidayatussibyan Lancar Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 2 kelas yaitu Kelas VI A dan Kelas VI B, dengan jumlah 50 siswa.
b.Sampel Penelitian
Sampel yaitu himpunan bagian (subset) dari suatu populasi (W. Gulo, 2007 : 78). Sebagai bagian dari populasi, sampel memberikan gambaran yang benar tentang populasi. Pengambilan sampel dari suatu populasi disebut penarikan sampel atau sampling. Populasi yang ditarik sampelnya pada waktu merencanakan suatu penelitian disebut target populasi, sedangkan populasi yang diteliti pada waktu melakukan penelitian disebut sampling populasi. Daftar nama satuan analisis pada sampling populasi ini sering disebut dnegan sample frame.
Target populasi dan sampling populasi dapat berbeda sebagai konsekuensi dari perbedaan waktu antara perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam jarak waktu tersebut populasi bisa berubah, bertambah atau berkurang karena berbagai sebab. Oleh karena itu, jarak waktu antara perencanaan dan pelaksanaan sebaiknya jangan terlalu lama.
Masalah yang dihadapi dalam penarikan sampel adalah cara penarikan sampel dan ukuran besar sampel. Dalam penelitian ini, sampel di ambil secara random atau sampel acak. Penarikan sampel ini dikatakan random karena setiap anggota pada populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai anggota sampel. Untuk penelitian ini, peneliti mengambil sampelnya yaitu 2 kelas secara random (acak). Kelompok pertama, pelajaran dilakukan dengan pendekatan Tutor yaitu kelas VI B (25 siswa) dan kelompok kedua, pembelajaran dilakukan seperti biasa dengan metode konvensional (ceramah) yaitu kelas VI A (25 siswa).
3.Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cetakan biru yang menentukan pelaksanaan selanjutnya (W. Gulo, 2007 : 99). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen, dengan desain eksperimen semu yaitu desain pretes-postes kelompok kontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:
Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T1

T2

T1 = Tes awal (pretes)
X = Perlakuan dengan tutor sebaya.
T2 = Tes akhir (postes)
Kelas eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya berjumlah satu kelas. Kelas kontrol adalah kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah yang sudah biasa dilakukan.
Pada awal proses pembelajaran peserta didik, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan tes awal (pretes). Setelah diberikan pretes, peserta didik pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pembeajaran tutor sebaya. Kelompok ini akan mendiskusikan dan menyelesaikan tugas yang selanjutnya dipresentasikan dalam kelompok,setiap kelompok di pandu oleh seorang tutor yang telah dipilih sebelumnya,tor t, hal ini dilakukan untuk menyamakan pemikiran. Pada kelas kontrol materi pelajaran disampaikan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Setelah pemberian perlakuan selesai, kedua kelas diberikan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi zat dan wujudnya.

4.Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah semua objek yag menjadi sasaran penyelidikan yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya maupun dalam tingkatannya (Sutrisno Hadi, 2002 : 224).
Adapun Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Variabel bebas : Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah pembelajaran tutor sebaya dan metode konvensional (ceramah).
2.Variabel terikat : Hasil belajar sains pada poo bahasa Gaya dan gerak..
3.Variabel kontrol : Guru yang mengajar, pokok bahasan, lama pembelajaran, rentang waktu penelitian dan instrumen pembelajaran.
5.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipakai untuk mengumpulkan data yakni pedoman tertulis tentang wawancara, pengamatan atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi (W. Gulo, 2007 : 123). Supaya instrumen itu berfungsi secara efektif, maka syarat validitas dan reliabilitas harus diperhatikan sungguh-sungguh. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes.
a.Soal pretes dan postes
Pretes diberikan pada siswa sebelum siswa diberikan materi pelajaran. Pretes ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman atau kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan sedangkan postes diberikan diakhir kegiatan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu memahami materi setelah diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya Apakah kemampuan pemahamannya sama atau berbeda.
Soal pretes dan postes yang digunakan dalam penelitian harus memiliki kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari soal harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
b.Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2002 : 144). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Uji validitas atau kesahihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur untuk melakukan fungsi. Sesuatu dikatakan valid jika alat ukur yang dibuat sesuai dengan apa yang hendak diukur. Validitas pengukuran adalah kecocokan diantara alat ukur dan atau pengukuran dengan sasaran ukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program ITEMAN.
c.Uji Reliabilitas
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya (Suharsimi Arikunto, 2009 : 59). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Setelah pengujian validitas, selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas. Pengertian reliabilitas berhubungan dengan masalah ketepatan. Tujuan utama pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden.
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 s.d 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 s.d 0,40
Agak Reliabel
>0,40 s.d 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s.d 0.80
Reliabel
>0,80 s.d 1,00
Sangat Reliabel

d.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sesuai dengan model pembelajaran yang dipakai pada masing-masing kelas.
e.Soal-soal latihan
Soal ini diberikan untuk memperbanyak latihan siswa agar siswa-siswi lebih paham terhadap materi yang telah diajarkan. Dalam proses belajar mengajar, kelas yang menggunakan model pendekatan tutor sebaya, soal diberikan dalam bentuk kuis, hal ini dilakukan untuk mengurangi kejenuhan siswa ketika mengerjakan soal, sehingga siswa-siswi tertarik dan merasa senang mengerjakannya. Dalam kuis, peserta didik tidak boleh bekerja sama dalam mengerjakan soal. Sedangkan pada pembelajaran konvensional, siswa disuruh mengerjakan soal tanpa menggunakan kuis. Soal-soal ini diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa-siswi secara individu.
6.Metode Pengumpulan Data
Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.
a.Metode Observasi
Observasi adalah menatap kejadian, gerak atau proses (Suharsimi Arikunto, 2002 : 205). Metode observasi ini dilakukan untuk mengambil data nilai sains. Dalam metode ini, peneliti mengadakan pengamatan yaitu mengetahui proses belajar mengajar di kelas.
b.Metode Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi Arikunto, 2009 : 53). Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil prestasi belajar siswa. Tes dilakukan sebelum perlakuan dan setelah perlakuan untuk menunjukkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan gaya dan gerak.

7.Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah data hasil belajar sains. Hasil belajar siswa , dilihat dari hasil postes siswa. Soal yang digunakan untuk pretes dan postes terlebih dahulu harus dianalisis untuk mengetahui valid atau tidaknya, analisis butir soal ini dilakukan dengan menggunakan program ITEMAN meliputi reliabilitas tes, kesalahan pengukuran atau standard error dan distribusi skor. Untuk menghitung tingkat kesukaran atau tingkat kemudahan dapat menggunakan rumus:

Untuk mengukur tingkat kesukaran soal dapat digunakan ketentuan sebagai berikut (tim instruktur matematika, 1983):
Jika K 0,71 berarti mudah
Jika 0,30 K 0,70 berarti sedang
Jika K 0,30 berarti sukar
Akan tetapi, perkembangan terakhir, analisa tes tidak lagi membutuhkan waktu yang lama dan berbelit-belit, yaitu dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program ITEMAN.
Dalam menganalisis data pada penelitian ini dilakukan evaluasi dan refleksi terlebih dahulu melalui semua catatan atau tindakan. Catatan diperoleh penelitian. Setelah semua data penelitian terkumpul kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kualitatif dan kuantitatif yaitu membandingkan data yang diperoleh dari kejadian-kejadian sebelum dilakukan tindakan dan kejadian-kejadian berikutnya setelah dilakukan tindakan.
Semua kejadian yang terjadi dan data-data yang didapat akan dimunculkan dalam bentuk tabel dari semua tindakan aktivitas, pemahaman konsep, sikap serta hasil belajar siswa.

Senin, 16 Agustus 2010

Proposal skripsi

PROPOSAL SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN GAYA DAN GERAK PADA KELAS VI MI HIDAYATUSSIBYAN LANCAR
TAHUN PELAJARAN 2010/2011








Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
( FITK)


Disusun Oleh

SUHIRMAN
NIM : 1606011

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN ( UNSIQ )
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2010
LEMBAR PERSETUJUAN


Proposal ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji proposal Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ( FITK ) Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo pada :
Hari : ………………………………………..
Tanggal : ………………………………………..





Wonosobo, …...………....2010


Tim Pembimbing


Pembimbing I Pembimbing II


Novi Rarna Dewi S.SI M.Pd. Sri Jumini S.Pd.








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………….………………ii
DAFTAR ISI PROPOSAL………………………………………..………………iii
A. JUDUL...................................................................................................1
B. LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................2
C. IDENTIFIKASI MASALAH...............................................................3
D. PEMBATASAN MASALAH................................................................4
E. RUMUSAN MASALAH......................................................................5
F. PENEGASAN ISTILAH......................................................................6
G. TUJUAN PENELITIAN.......................................................................7
H. KAJIAN PUSTAKA.............................................................................8
I. HIPOTESES..........................................................................................9
J. METODE PENELITIAN....................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP










DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : SUHIRMAN
NIM : 1606011
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tagl Lahir : Wonosobo, 13 September 1985
Alamat : Somogede RT 19/05, Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo
- MTs Lulus Th. 1999
- SMA Lulus Th. 2005
Demikian penulis buat dengan sebenar-benarnya.



Wonosobo, ……….2010


Penulis











A. JUDUL PENELITIAN
PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN GAYA PADA KELAS VI MI HIDAYATUSSIBYAN LANCAR TAHUN AJARAN 2010/2011

B. LATAR BELAKANG MASALAH
Mata pelajaran Sains merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada jenjang pendidikan sekolah dasar dan tidak sedikit anak yang merasa kesulitan dalam mempelajari Sains, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari tahun ke tahun.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak sekolah (guru bidang studi) terdapat beberapa permasalahan yang bisa peneliti disimpulkan, diantaranya: siswa hanya mengandalkan informasi dari guru saja (teacher oriented), perhatian siswa kurang pada saat proses pembelajaran, serta kurangnya kemampuan guru dalam memanfaatkan alat peraga yang ada.
Berdasarkan pengalaman mengajar guru, ternyata dari hasil ulangan Sains yang dilaksanakan pada setiap akhir bab cenderung memperoleh hasil yang masih belum mencapai standar, ini terlihat dari rata-rata untuk masing-masing kelas VI.A = 61,60 ; VI.B = 50,0. dari hasil yang diperoleh sebagi guru baik di kelas IV, V maupun VII selalu merasa kurang puas dengan hasil belajar siswa.
Sebagi tindak lanjut atas ketercapaian ketuntasan belajar siswa yang masih belum mencapai standar yang di tetapkan, maka guru merancang kegiatan remidial untuk beberapa siswa yang dianggap belum tuntas, baru setelah diadakan kegiatan remidial, ketuntasan klasikal tercapai, dan itupun mesti dilakukan berulang kali, bahkan pada beberapa materi yang dianggap lebih sulit ulangan perbaikan ( remedial ) perlu diulang lagi.
Mengingat terbatasnya waktu berdasar pembagian jumlah jam pelajaran pada kurikulum yang digunakan sekarang, sangat tidak memungkinkan untuk memberikan ulangan perbaikan di pagi hari ( Pada jam-jam efektif) karena akan menghambat materi-materi berikutnya, maka guru merasa perlu mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan di atas.
Ada beberapa faktor lain juga yang menyebabkan rendahnya hasil belajar pada MI Hidayatussibyan Lancar. Dari hasil wawancara dengan guru bidang studi, sebagian besar siswa merasa malas belajar karena menganggap Sains identik dengan banyak hafalan. Mereka menganggap belajar Sains susah menghafalnya. Padahal belajar Sains sebenarnya tidak selalu harus menghafal, melainkan yang terpenting adalah bagaimana siswa memahami konsep-konsep yang mendasar. Selain dari faktor siswa, pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Belajar Sains lebih menekankan penalaran dalam pemahaman konsep melalui pembelajaran. Belajar Sains harus mau berfikir, sering disosialisasikan dengan kreativitas dan pemecahan masalah. Tanpa adanya rasa keingintahuan yang kuat atau motivasi tinggi hal tersebut tidak dapat tercapai.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penggunaan model pembelajaran yang tepat sehingga nantinya bisa meningkatkan hasil belajar sangat menentukan. Oleh karena itu salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Tutor Sebaya. Dalam model pembelajaran ini siswa didorong untuk terlibat secara optimal dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “ Upaya meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Penerapan metode Tutor Sebaya Pokok bahasan Gaya Pada Siswa Kelas VI MI Hidayatussibyan Lancar Kecamatan Wadaslintang Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengapa guru MI Hidayatussibyan Lancar belum menggunakan metode yang membuat siswa lebih aktif belajar ?
2. Apakah metode Tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Sains kelas VI MI Hidayatussibyan Lancar ?
C.PEMBATASAN MASALAH
Mengingat luasnya permasalahan yang di hadapi, maka penelitian ini di batasi pada penggunaan metode Tutor Sebaya dalam meningkatkan hasil belajar Sains pada materi pokok Gaya di kelas VI MI Hidayatussibyan Lancar Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sains Kelas VI Siswa MI Hidayatussibyan Lancar Kecamatan Wadaslintang.
E.PENEGASAN ISTILAH
Supaya tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah-istilah yang digunakan judul ini maka perlu adanya penegasan istilah. Penegasan istilah dalam judul ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Hasil Belajar.
Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnaya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi terhadap guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.


Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar :
1). Kesiapan belajar
2). Motivasi.
3). Keaktifan siswa
3. Pengertian Metode Pembelajaran.
Metode Pembelajaran adalah cara guru menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu . Metode pembelajaran adalah salah satu hal yang harus dikuasai guru agar siswa dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan guru.
4. Tutor Sebaya.
Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau kelompok kecil ketika mengungkapkan ataupun menyelesaikan permasalahan.
5. MI Hidayatussibyan Lancar
MI Hidayatussibyan Lancar beralamat di Desa Lancar, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo Kode pos 56365. Sekolah ini terletak di sebelah barat kecamatan. MI Hidayatussibyan Lancar terdiri dari 2 tempat. Sekolah ini memiliki 14 ruang kelas yang jumlah setiap kelasnya rata-rata 28 siswa, dan jumlah guru 17 yaitu 14 guru Guru Kelas, 1 TU, 1 Tukang kebun dan 1 Kepala Sekolah.

E. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan agar dengan digunakannya metode tutor sebaya dalam pembelajaran Sains dapat bermanfaat bagi siswa dan guru serta untuk mengungkap secara jelas dan menyeluruh dan mendapat informasi yang akurat mengenai penerapan tutor sebaya dalam mengatasi kesulitan belajar Sains
2. Tujuan Khusus
Adapaun tujuan khusus dari penelitian ini :“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa dengan menerapkan metode Tutor sebaya pada proses belajar mengajar diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Sains pada siswa kelas VI MI Hidayatussibyan Lancar Kecamatan Wadaslintang Tahun pelajaran 2010/2011.”

F. HIPOTESIS
Sebagai jawaban sementara atas permasalahan diatas bahwa:
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Sains MI Hidayatussibyan Lancar .
2. Dengan Menggunakan metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran siswa yang efektif, aktif dan kreatif.

G. KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran Tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam rangka memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Gaya dan Gerak:
Ketepel sering dibuat anak-anak untuk melontarkan batu kecil dengan cepat ke satu sasaran.Gaya apa yang terdapat pada ketepel? Banyak alat-alat yang dapat bergerak akibat gaya yang diberikan pada benda tersebut misalnya pada jungkat jungkit, traktor pegas, dan perahu air. Apakah ada hubungan antara gaya dan gerak?



1.Hubungan antara Gaya dan Gerak

Pernahkah mencoba mainan traktor pegas, jungkat-jungkit, dan panah? Model tersebut dapat dibuat dengan mudah, bahan yang diperlukan salah satunya harus memiliki gaya pegas yang dapat mendorong benda lainnya. Untuk mempelajari hubungan gaya dan gerak, contoh alat yang berhubungan gaya dan gerak.
a).Traktor Pegas
Mainan traktor sederhana dapat dibuat dari kelosan benang, karet gelang sebagai pegas, lilin, batang kayu, dan paku kecil.
b). Panah
Panah terdiri dari busur dan anak panah. Panah sederhana dapat dibuat dari batang kayu atau belahan bamboo yang lentur, tali, dan anak panah terbuat dari bambu atau batang plastik.
Pada panah, gaya pegas terdapat pada busurnya. Tali digunakan untuk menarik busur sampai melengkung. Ketika tali dilepaskan, bentuk busur akan kembali ke semula, menarik kembali tali yang membawa anak panah, sehingga anak panah akan terdorong dengan cepat dan jauh Menggunakan panah untuk mencapai sasaran yang tepat memerlukan keterampilan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, olahraga memanah termasuk yang dilombakan di Olimpiade.
c). Jungkat-Jungkit.
Jungkat-jungkit pada awalnya diam (seimbang). Setelah ditekan ke bawah, kemudian dilepaskan, maka jungkat-jungkit bergerak naik turun. Ditekan berarti diberi gaya. Demikian pula ketika jungkat-jungkit diberi uang logam, maka jungkat-jungkit bergerak, mengapa? Uang logam tersebut memiliki berat dan berat itu termasuk gaya. Jadi, gaya menyebabkan jungkat-jungkit bergerak. Gaya pegas mempengaruhi gerak benda.

2. Penggunaan Alat yang Berhubungan dengan Gaya dan Gerak

Permainan jungkat-jungkit di bagian bawah tempat duduk terpasang pegas atau per. Pegas atau per sifatnya jika ditekan akan kembali ke semula sehingga benda yang di atasnya ikut bergerak. Dengan adanya per, jungkat-jungkit dapat memantul ketika digunakan. Berdasarkan pengamatan pada benda-benda tersebut ternyata gaya pegas yang menimbulkan dorongan dapat membantu berbagai pekerjaan dan membuat alat-alat lebih nyaman dipakai. Bahan apa yang dapat dibuat pegas pada benda-benda tersebut? Selain gaya pegas, gaya apa lagi pada benda yang gerakannya bermanfaat? Alat-alat yang dibuat ada yang harus diperhatikan penggunaannya. Kesimpulan tentang hubungan antara gaya dan gerak: Adanya hubungan antara gaya dan gerak dapat dimanfaatkan untuk alat-alat dalam kehidupan. Gerakan-gerakan yang diakibatkan suatu gaya dapat dimanfaatkan untuk benda-benda yang berguna bagi kehidupan manusia.


H. METODE PENELITIAN
1.Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
2. Subyek penelitian.
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VI MI Hidayatussibyan lancar.Kecamatan Wadaslintang
3.Desain penelitian
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru Kelas VI yang dilaksanakan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4.Tempat Penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mengambil tempat di MI Hidayatussibyan lancar.Kecamatan Wadaslintang
5.Sumber Data.
Sumber data primer berasal dari nilai ulangan harian Sains kelas VI. Sedangkan sumber data sekunder berasal dari hasil pengamatan.
6.Teknik dan Alat Pengumpulan Data.
1)Teknik Pengumpul Data
a) Tes berupa soal ulangan harian.
b) Non tes berupa pengamatan, ceck list, dan angket.
2).Alat pengumpul Data.
a) Teknik tes.
Berupa lembar kerja siswa ( LKS ), butir ulangan harian.
b) Teknis non tes
7. Analisis Data
Setelah data-data terkumpul dan disusun maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mencari kebenaran hipotesis yang telah diajukan
Data kuantitatif akan dianalisis dengana analisis deskriptif komparatif dengan melihat perbandingan nilai ulangan harian pada setiap siklus rangkuman dan disimpulkan. Sedangkan data kualitatif akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
8. Indikator Kerja.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran, dalam hal ini hasil belajar siswa kelas VI MI Hidayatussibyan lancar.Kecamatan Wadaslintang, Oleh karena itu indikator keberhasilan pelitian ini ini ditandai dengan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode Tutor sebaya. Indikator keberhasilan yang lain yaitu terpenuhinya batas kriteria kelulusan minimal ( KKM ) yang berlaku disekolah tersebut seorang siswa dikatakan tuntas belajar bila telah mencapai skor 65. Secara klasikal ketuntasan siswa mencapai 70%.

9. Prosedur Tindakan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Menurut Hardjodipuro PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktis untuk mengajarnyasendiri agar kritis terhadap praktis tersebut untuk merubahnya. Tahapan PTK sebagai berikut:
a) Perncanaan ( planning )
b) Pelaksanaanya ( acting )
c) Pengamatan ( observing )
d) Refleksi ( reflecting )
Tahapan-tahapan tindakannya sebagai berikut :
1). Perencanaan ( planning )
a) Kegiatan pendahuluan
Motivasi:
1) Apa yang menyebabkan batu dapat terlempar dari ketapel.?
Prasarat pengetahuan Pengaruh Gaya terhadap Gerak
Siswa telah membaca referensi tentang Gaya dan Gerak.
b). Kegiatan Inti.
Siswa membentuk kelompok kerja untuk mendiskusiksan tentang Gaya
dan gerak.
1) Siswa menuliskan jawaban pertanyaan yang ditulis guru dipapan tulis
2) Guru memberikan soal-soal Gaya dan gerak pada tiap kelompok.
3) Siswa mendiskusikan jawaban soal dalam kelompok masing-masing yang di bimbing oleh satu tutor.
4) Perwakilan kelompok menuliskan jawaban dipapan tulis.
c). Kegiatan Penutup.
1) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan.
2) Guru mengadakan pos tes secara lesan.
3) Guru memberikan tugas
2). Pelaksanaan Tindakan.
Pembelajaran dilaksanakan dengan metode Tutor sebaya, Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam kelompok kecil.
3). Observasi
Observasi dilakukan oleh guru peneliti dibantu oleh guru fisika sebagai pengamat . Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan kemampuan psikomotorik siswa dan ketrampilan efektif siswa pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrument observasi yang telah disiapkan.
4). Refleksi.
Pada tahap ini observasi dianalisis yang kemudian akan digunakan sebagai refleksi., manakan langkah-langkah pembelajaran yang kurang atau sudah dapat meningkatkan prestasi belajar fisika dengan metode tutor sebaya. Hasil observasi dan refleksi digunakan dalam menentukan perbaikan pada siklus pembelajaran berikutnya. Hal ini bertujuan untuk melakukan penyempurnaan pada siklus berikutnya.






















DAFTAR PUSTAKA

Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2007
Yayat Ibayati, Sri Anggraeni, Ilmu Pengetahuan Alam: SD/MI Kelas VI/, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Peraturan Mentri Agama Rebublik Indonesia, Nomor 2 Tahun 2008.
Departemen Agama RI , Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah, 2006
Ismail S.M., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,
Semarang : RASAIL Media Group, 2008
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2008













A. Pilih jawaban yang paling tepat!
1. Benda-benda yang prinsip kerjanya menggunakan gaya pegas adalah
. . . .
a. gunting dan engsel c. ketepel dan panah
b. katrol dan roda d. jungkat-jungkit dan panah
2. Traktor mainan dapat bergerak karena gaya
. . . .
a. gravitasi
b. pegas
c. magnet
d. otot
3. Bahan-bahan di bawah ini untuk membuat traktor pegas, kecuali . . . .
a. karet gelang c. batang kayu
b. kelosan d. ranting bentuk Y
4. Perhatikan gambar model perahu berikut ini.
Perahu bergerak karena . . .
a. tarikan karet pada batu
b. batu mudah dilemparkan
c. karet yang meregang kembali ke semula
d. dorongan tangan pada batu
5. Bahan yang baik untuk membuat pegas atau per mobil adalah . . .
a. karet c. plastik
b. besi d. kain
6. Pada panah yang mempunyai gaya pegas pada
saat digunakan adalah . . . .
a. I
b. II
c. III
d. IV
II
I
III
IV
104
Ilmu Pengetahuan Alam SD dan MI Kelas VI
7. Jungkat-jungkit menjadi tidak seimbang karena ada gaya yang
berbeda. Gaya tersebut adalah gaya . . . .
a. dorong c. tarik
b. tekan d. magnet
8. Hubungan gaya dan gerak yang tepat terdapat pada . . . .
a. gaya gravitasi dengan gerak menggelinding
b. gaya listrik dengan gerak jatuh
c. gaya pegas dengan gerak mendorong
d. gaya gesekan dengan gerak tarik menarik
B. Salin dan lengkapi titik-titik berikut ini dengan benar!
1. Gaya pegas ditimbulkan akibat adanya tarikan dan . . . .
2. Olahraga yang menggunakan gaya pegas contohnya adalah . . . .
3. Makin jauh tarikan busur, anak panah akan terlontar makin . . . .
4. Benda yang menggunakan pegas untuk menimbang disebut . . . .
5. Traktor mainan dapat berjalan jauh karena . . . .
C. Jawab pertanyaan berikut dengan jelas dan singkat!
1. Jelaskan pengertian gaya pegas!
2. Jelaskan hubungan gaya pegas dan gerak pada mainan traktor pegas!
3. Bagaimana cara menggunakan panah agar kena sasaran dengan tepat?
4. Gambarkan mainan jungkat-jungkit. Mengapa anak-anak yang naik
jungkat-jangkit bisa naik turun?
5. Kalau kamu main panahan, apa saja hal-hal yang harus diperhatikan?
D. Tugas
Cari benda-benda di sekitarmu yang menggunakan gaya pegas, gaya
magnet, dan gaya gesek pada saat penggunaannya