Minggu, 09 Mei 2010

Judul Skipsi Fisika yg sudah ada

Penerapan Mekanika Kuantum Relativistik dalam Masalah Radial dan Persamaan Dirac Derajat Pertama
(Fisika UGM) Sarjana 2008

2. A Prototype of Web-Based, Modular and Wireless Monitoring Robot
(Fisika UI) Magister 2008

3. Perancangan Sistem Penggerak Robot Modular Nirkabel Berbasis Web
(Teknik Mesin ISTN) Sarjana 2008

4. Peluruhan Radiatif Pada Reaksi B -> rho gamma
(Fisika UI) Sarjana 2002

5. Penentuan Polarisasi Spin Lambda0 pada Peluruhan Lambda0 -> p + pion-
(Jurusan Fisika UI) Sarjana 2003

6. Neutrino mixing dalam skenario tiga generasi
(Jurusan Fisika UI) Sarjana 2003

7. Produksi Hadron Eksotik pada Peluruhan Meson B
(Fisika UI ) Sarjana 2004

8. Peluruhan Pion Berdasarkan Teori Perturbasi Chiral
( Jurusan Fisika UI) Sarjana 2004

9. Model Simplektik
(Fisika UI) Sarjana 2004

10. Klasifikasi Hadron dan Meson sebagai Representasi Uniter pada Sistem Partikel Elementer
(Fisika UI) Sarjana 2004

11. Koreksi Boson Gauge SU(6) dalam Anomali NuTeV
(Fisika UI) Sarjana 2004

12. Perhitungan Lattice QCD pada Energi Ikat Hadronik Lambda
(Fisika UI) Sarjana 2004

13. Kontribusi keadaan akhir kaon-hyperon pada momen magnetik nukleon
(Fisika UI) Sarjana 1999

14. Medan Klein-Gordon dan Medan Dirac Pada Ruang Minkowski Tak Komutatif
(Jurusan Fisika, FMIPA UGM) Sarjana 2004

15. Superfluiditas pada Materi Nuklir
(Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia) Sarjana 2004

16. Konstruksi solusi multi-instanton untuk grup U(N)
(Departemen Fisika ITB) Sarjana 2004

17. Lagrangian untuk Teori Berbasis Simetri SU(6)
(Fisika UI) Sarjana 2005

18. Pendekatan Geometri Di erensial dalam Teori Relativitas Umum dan Solusi 2 Soliton Persamaan Medan Einstein Axisimetrik
(Fisika UI) Sarjana 2005

19. Aplikasi Lagrangian Navier-Stokes pada Kristal
(Fisika IPB) Sarjana 2005

20. Aplikasi Lagrangian Navier-Stokes pada Turbulensi
(Fisika IPB) Sarjana 2005

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Pendidikan Fisika

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE (Pada Pokok Bahasan Alat-alat Optika) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-F SMPN 1 Conggeang Kab. Sumedang Semester Genap Tahun Ajaran 2005/2006) Pendidikan Fisika

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA PEMBELAJARAN FLUIDA STATIS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa SMA Pasundan 8 Kelas XI IPA 2 Tahun Ajaran 2005/2006) Pendidikan Fisika

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pendidikan Fisika

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Pendidikan Fisika

PEMODELAN STRUKTUR PANASBUMI BERDASARKAN DATA MAGNETIK DI GUNUNG UNGARAN, JAWA TENGAH Fisika

UJI SIFAT LISTRIK I-V BaxSr1-xTiO3 (BST) DOPING Ga2O3 (BGST) Fisika

PENENTUAN UMUR BATUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENTARIKHAN JEJAK BELAH (FISSION TRACK DATING) BERDASARKAN MINERAL ZIRKON PADA BATUAN GRANITIK DARI DAERAH KAYUTANAM SUMATERA BARAT Fisika

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA Pendidikan Fisika

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KARAKTERISTIK TERMISTOR ZnFe2O4 YANG DITAMBAH DOPING SiO2 Fisika

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP Pendidikan Fisika

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD PADA PEMBELAJARAN SAINS (Suatu penelitian terhadap siswa kelas IV SD Negeri Sentral Kabupaten Sukabumi)

1. Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sd Pada Pembelajaran Sains (Suatu Penelitian Terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri Sentral Kabupaten Sukabumi)
2. Pengembangan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP
3. Pengaruh Heat Treatment Terhadap Karakteristik Termistor ZnFe2O4 Yang Ditambah Doping SiO2
4. Penentuan Umur Batuan Dengan Menggunakan Metode Pentarikhan Jejak Belah (Fission Track Dating) Berdasarkan Mineral Zirkon Pada Batuan Granitik Dari Daerah Kayutanam Sumatera Barat
5. Pemodelan Struktur Panas Bumi Berdasarkan Data Magnetik Di Gunung Ungaran, Jawa Tengah
6. Pengembangan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
7. Penerapan Keterampilan Proses Sains Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
8. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas Viii Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle (Pada Pokok Bahasan Alat-alat Optika) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-F SMPN 1 Conggeang Kab. Sumedang Semester Genap Tahun Ajaran 2005/2006)
9. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Pada Pembelajaran Fluida Statis Di Sekolah Menengah Atas (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa SMA Pasundan 8 Kelas XI IPA 2 Tahun Ajaran 2005/2006)
10. Pengembangan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Contoh Skripsi Fisika 1

PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN MANDIRI KOMPUTASI
FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN “MOODLE” SECARA ONLINE DI
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh:
Agung Purnomo
NIM. 4201401035
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
2006

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi
Semarang, September 2006
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. rer. nat Wahyu Hardyanto, M.Si.
Isa Akhlis, S.Si., M.Si.
NIP.131405858
NIP.132231405
Page 3
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang pada
hari : Jumat
tanggal : 8 September 2006
Panitia Ujian Skripsi :
Ketua,
Sekertaris
Drs. Kasmadi Imam S., M.S.
Drs. M. Sukisno, M.Si.
NIP. 130781011
NIP. 130529522
Penguji I
Penguji II
Dr. Supriadi Rustad
Isa Akhlis, S.Si., M.Si.
NIP. 131695157
NIP. 132231405
Penguji III
Dr. rer. nat Wahyu Hardyanto, M.Si.
NIP. 131405858
Page 4
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 1 September 2006
Penulis,
Agung Purnomo
NIM. 4201401035
Page 5
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
✪ Hidup adalah perjuangan, kerja keras, pantang menyerah, do’a, usaha,
iman, dan taqwa.
✪ Kebijaksanaan muncul karena pengalaman, dan pengalaman didapat
karena ketidakpahaman (kebodohan).
Persembahan
1. Untuk Ayahanda Paimo, Ibunda Sumiah dan seluruh
keluarga (kakek almarhum, nenek, paman, bibi, dan
adik), terimakasih atas do’a, dukungan, nasehat, dan
kasih sayang yang telah diberikan.
2. Guru-guru yang telah memberikan ilmunya kepadaku.
3. Sahabat sekaligus kekasihku Subartuti yang telah
memberikan semangat kepadaku.
4. Teman-temanku Fisika, PKM FMIPA, DPM FMIPA,
Pramuka FMIPA dan Hima Fisika serta Perpusfi.
Tanpa mereka, Aku dan karya ini takkan pernah ada.
Page 6
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik.
Skripsi ini adalah laporan penelitian yang mengambil judul
Pengembangan Bahan Pembelajaran Mandiri Komputasi Fisika dengan
menggunakan “Moodle” secara online di Jurusan Fisika Universitas Negeri
Semarang.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, skripsi ini tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu, penulis
menyampikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Sudijono Sastroatmojo, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Kasmadi Imam Supardi, M.S. selaku Dekan FMIPA Unnes yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.
3. Drs. M. Sukisno, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA Unnes yang
telah membantu proses perijinan pelaksanaan penelitian.
4. Dr. rer. nat Wahyu Hardyanto, M.Si. selaku pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran telah memberikan bimbingan selama pembuatan skripsi.
5. Isa Akhlis, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran telah memberikan bimbingan selama pembuatan skripsi.
Page 7
vii
6. Sugiyanto, S.Pd. sebagai dosen Fisika yang telah membantu dan memberikan
dukungan pelaksanaan penelitian.
7. Seluruh dosen yang mengajar di Jurusan Fisika.
8. Wasi Sakti W. P., S.Pd. selaku asisten dosen Laboratorium Fisika yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian.
Penulis
Page 8
viii
SARI
Purnomo, Agung. 2006. Pengembangan Bahan Pembelajaran mandiri Komputasi
Fisika dengan meggunakan “moodle” secara online di Jurusan Fisika
Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dr. rer. nat
Wahyu Hardyanto, M. Si. dan Isa Akhlis, S.Si., M. Si.
Kata Kunci: Bahan pembelajaran, moodle, online, tingkat keterbacaan teks, dan
tingkat ketertarikan user.
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah keterbatasan ruang dan
waktu menjadi kendala utama bagi peningkatan kualitas pembelajaran.
Pertambahan jumlah peserta didik pada suatu lembaga berpotensi mengurangi
kualitas interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga hasil yang maksimal,
dalam bentuk pembelajaran berkualitas, semakin jauh dari harapan. Mendasarkan
pada latar belakang kemudian muncul permasalahan (1) apakah bahan
pembelajaran komputasi fisika menggunakan moodle yang dikembangkan oleh
penulis mudah dipahami menurut tingkat keterbacaan teks, (2) seberapakah besar
tingkat ketertarikan user menggunakan bahan pembelajaran komputasi fisika
secara online. Tujuan yang dicapai yaitu (1) mengetahui tingkat keterbacaan teks
bahan pembelajaran komputasi fisika, (2) mengetahui tingkat ketertarikaan user
terhadap bahan pembelajaran komputasi fisika. Manfaat penelitian ini yaitu
memberikan informasi bagi para pendidik mengenai bahan pembelajaran
komputasi fisika menggunakan moodle yang berkenaan dengan tingkat
keterbacaan teks dan tingkat ketertarikan user.
Moodle adalah sebuah paket perangkat lunak yang berguna untuk
membuat dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet. Moodle
merupakan akronim dari Modular Object Oriented Dynamic learning
environment. Moodle dapat digunakan untuk melakukan aktivitas pembelajaran
secara online dan peserta didik dapat belajar secara mandiri. Bahan pembelajaran
ini ditampilkan di layar monitor komputer dengan memanfaatkan moodle.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah metode tes dan metode angket. Metode tes digunakan untuk mengetahui
tingkat keterbacaan teks bahan pembelajaran. Sedangkan metode angket
digunakan untuk mengetahui tingkat ketertarikan user terhadap bahan
pembelajaran menggunakan moodle yang dikembangkan oleh penulis.
Untuk mengetahui tingkat keterbacaan teks bahan pembelajaran adalah
menggunakan metode tes rumpang (cloze test). Dari hasil penelitian diperoleh
besarnya prosentase tingkat keterbacaan teks bahan pembelajaran adalah sebesar
83,5 % ini berarti bahan pembelajaran menggunakan moodle yang dikembangkan
oleh penulis termasuk ke dalam kriteria mudah dipahami. Sedangkan prosentase
tingkat ketertarikan dari user sebesar 78,2 %. Hal ini berarti bahan pembelajaran
menggunakan moodle yang dikembangkan oleh penulis termasuk ke dalam
kategori baik.
Page 9
ix
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah bahwa bahan
pembelajaran yang dikembangkan oleh penulis termasuk ke dalam kriteria mudah
dipahami dan tingkat ketertarikan user termasuk kategori baik, sehingga bahan
pembelajaran tersebut dapat digunakan untuk belajar mandiri dan dapat digunakan
sebagai pelengkap kegiatan belajar mengajar. Mendasarkan pada hasil penelitian
yang telah diperoleh, disarankan (1) bahan pembelajaran dengan moodle dapat
dikembangkan lagi dalam rangka pembelajaran yang berkelanjutan, (2) program
ini perlu terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan
IPTEK supaya peserta didik yang menggunakan tidak ketinggalan informasi dan
ilmu pengetahuan yang baru.
Page 10
x
DAFTAR ISI
hlm
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
SARI.................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2. Permasalahan ........................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 3
1.5. Penegasan Istilah ..................................................................................... 3
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi.................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 6
2.1. Pengantar Tentang Linux......................................................................... 6
Page 11
xi
2.1.1. Sejarah Linux............................................................................. 6
2.1.2. Linux dan Konsep Open Source ................................................ 6
2.1.3. Linux Suse.................................................................................. 7
2.2. Moodle..................................................................................................... 7
2.2.1. Pengertian Moodle..................................................................... 7
2.2.2. Desain Moodle........................................................................... 8
2.2.3. Manajemen Moodle................................................................... 9
2.2.4. Modul ........................................................................................ 12
2.3. Sekilas tentang e-Learning...................................................................... 17
2.4. Hakekat Pembelajaran Mandiri .............................................................. 21
2.5. Pembelajaran Mandiri dengan Moodle.................................................... 25
2.6. Ringkasan Materi Komputasi Fisika ....................................................... 26
2.6.1. Gerak Benda Jatuh..................................................................... 26
2.6.2. Grafik Pixel ............................................................................... 27
2.6.3. Benda pada Pegas ...................................................................... 29
2.6.4. Gerak Proyektil.......................................................................... 31
2.6.5. Rangkaian RC dan RL ............................................................... 33
2.6.6. Sistem Tiga Benda..................................................................... 36
2.6.7. Hamburan Rutherford................................................................ 37
2.6.8. Metode Runge Kutta.................................................................. 40
2.7. Deskripsi Sinau Online............................................................................ 41
2.8. Pemrograman Borland Delphi ................................................................. 44
2.8.1. Pengenalan Borland Delphi....................................................... 44
Page 12
xii
2.8.2. Bagian Umum Lingkungan Borland Delphi 7........................... 44
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 48
3.1. Desain Penelitian .................................................................................... 48
3.1.1. Luaran........................................................................................ 48
3.1.2. Tempat dan Waktu .................................................................... 48
3.1.3. Indikator .................................................................................... 48
3.1.4. Prosedur Kerja ........................................................................... 50
3.2. Metode Penentuan Obyek Penelitian....................................................... 50
3.2.1. Populasi ..................................................................................... 50
3.2.2. Sampel....................................................................................... 50
3.3. Instrumen penelitian Bahan Pembelajaran .............................................. 51
3.3.1. Tes Rumpang............................................................................. 51
3.3.2. Angket atau Kuesioner .............................................................. 52
3.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 52
3.4.1. Metode Tes ............................................................................... 52
3.4.2. Metode Angket ......................................................................... 53
3.5. Langkah-langkah Penelitian .................................................................... 53
3.6. Metode Analisis Data .............................................................................. 54
3.6.1. Tingkat Keterbacaan Teks......................................................... 54
3.6.2. Tingkat Ketertarikan User......................................................... 55
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 57
4.1. Hasil Penelitian........................................................................................ 57
4.1.1. Tingkat Keterbacaan Teks Bahan Pembelajaran....................... 57
Page 13
xiii
4.1.2. Tingkat Ketertarikan User terhadap Bahan Pembelajaran ........ 57
4.2. Pembahasan ............................................................................................. 60
4.3. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ................................................. 62
4.3.1. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 62
4.3.2. Kelemahan penelitian ................................................................ 62
BAB V. PENUTUP........................................................................................... 63
5.1. Simpulan ................................................................................................. 63
5.2. Saran........................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65
LAMPIRAN
Page 14
xiv
DAFTAR TABEL
hlm
Tabel 2.1 Analogi Mekanika dengan Listrik................................................... 34
Tabel 3.1 Range Prosentase dan Kriteria Kualitatif Ketertarikan User.......... 56
Tabel 4.1 Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel Kepuasan Pengguna
(User Satisfaction) .......................................................................... 58
Tabel 4.2 Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel Kemudahan
dalam penggunaan (Usability) ........................................................ 58
Tabel 4.3 Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel Sistem Navigasi........... 58
Tabel 4.4 Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel Rancangan Grafis
(Graphic Design) ............................................................................ 59
Tabel 4.5 Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel Isi (Content)................. 59
Tabel 4.6 Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel Waktu
Pemanggilan (Loading Time).......................................................... 59
Tabel 4.7 Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel Pengaruh terhadap
Individu (Individual Impact)........................................................... 59
Page 15
xv
DAFTAR GAMBAR
hlm
Gambar 2.1 Koordinat Pixel dan Kartesian................................................... 28
Gambar 2.2 Benda pada Pegas ...................................................................... 30
Gambar 2.3 Hubungan antara Fa dan v ......................................................... 32
Gambar 2.4 Rangkaian RC............................................................................ 33
Gambar 2.5 Geometri dari Posisi dan Vektor Gaya pada Ion H2.................. 36
Gambar 2.6 Partikel Alpha yang Mendekati Atom Emas ............................. 38
Gambar 2.7 Geometri Lokasi dari Atom Target dari Partilkel Alpha ......... 38
Gambar 2.8 Halaman Utama ......................................................................... 42
Gambar 2.9 Tampilan Kategori Kursus Fisika ............................................. 42
Gambar 2.10 Halaman Login Sinau Online ................................................... 43
Gambar 2.11 Materi Komputasi Fisika........................................................... 43
Gambar 2.12 Lembar Kerja Borland Delphi................................................... 46
Page 16
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
hlm
Lampiran 1. Daftar Peserta Kuliah Semester Pendek (SP) Komputasi
Fisika Tahun 2005/2006 .......................................................... 68
Lampiran 2. Daftar User Name Mahasiswa Fisika........................................ 69
Lampiran 3. Petunjuk Mengerjakan Tes Rumpang ....................................... 70
Lampiran 4. Tampilan Tes Rumpang (Cloze Test) Keterbacaan Teks Bahan
Pembelajaran Komputasi Fisika ............................................... 71
Lampiran 5. Kunci Jawaban Tes Rumpang................................................... 80
Lampiran 6. Hasil Tes Rumpang Bahan Pembelajaran................................. 81
Lampiran 7. Perhitungan Besarnya Tingkat Keterbacaan Teks Bahan
Pembelajaran Komputasi Fisika................................................ 82
Lampiran 8. Analisa Tes Rumpang ............................................................... 83
Lampiran 9. Kisi-kisi Angket ........................................................................ 84
Lampiran 10. Tampilan Angket Observasi Responden................................... 85
Lampiran 11. Hasil Angket Observasi Responden.......................................... 91
Lampiran 12. Konversi Hasil Angket ke Analisa Angket Observasi
Responden................................................................................... 92
Lampiran 13. Perhitungan Besarnya Tingkat Ketertarikan User Terhadap
Bahan Pembelajaran Komputasi ................................................. 93
Lampiran 14. Analisa Angket Observasi Responden........................................ 94
Lampiran 15. Contoh Program Delphi .............................................................. 95
Lampiran 16. Moodle: Membuat Kuis Online dengan Mudah .........................101
Lampiran 17. Surat Usulan Pembimbing ..........................................................107
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Usaha untuk meningkatkan prestasi mahasiswa dapat dilakukan dengan
media pembelajaran yang disesuaikan dengan mata kuliah yang akan disampaikan
oleh para pendidik. Dalam pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan
faktor-faktor tujuan yang hendak dicapai, ketepatgunaan, keadaan peserta didik,
mutu teknis, dan biaya (Hamalik, 1993: 51).
Keterbatasan ruang dan waktu menjadi kendala utama bagi peningkatan
kualitas pembelajaran. Pertambahan jumlah peserta didik pada suatu lembaga
berpotensi mengurangi kualitas interaksi antara pendidik dan peserta didik
sehingga hasil yang maksimal, dalam bentuk pembelajaran berkualitas, semakin
jauh dari harapan. Dengan Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning
Environment) merupakan Software yang open source untuk melakukan
pembelajaran mandiri dengan tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Beberapa
fasilitas yang disediakan oleh moodle antara lain: modul bacaan, modul
penugasan, modul chat, modul forum, modul pilihan, modul kuis, dan sebagainya
(Prakoso, 2005: 3).
Moodle dapat dijalankan menggunakan komputer dengan memakai
program linux. Di Jurusan Fisika saat ini telah dikembangkan sistem jaringan
terpadu yang menghubungkan jaringan internet, jaringan Universitas, dan jaringan
Page 18
2
intranet yang meliputi jaringan Fakultas MIPA, Jurusan Fisika, dan jaringan
Laboratorium Fisika.
Manfaat dari pengunaan bahan pembelajaran sangat penting salah satu
manfaat dari bahan pembelajaran adalah mengatasi keterbatasan frekuensi tatap
muka antara mahasiswa dengan para pendidik. Dengan adanya bahan
pembelajaran tersebut mahasiswa dapat belajar secara mandiri dan tidak terlalu
menggantungkan belajar dari catatan saja.
Bahan pembelajaran dapat dibuat dengan berbagai bentuk antara lain
bahan pembelajaran yang ditulis dalam bentuk buku seperti modul dan bahan
pembelajaran yang ditampilkan ke dalam media audio visual melalui jaringan
internet dan atau intranet.
Berdasarkan kenyataan tersebut penulis mencoba mengembangkan bahan
pembelajaran komputasi fisika secara online dengan menggunakan moodle
sebagai upaya meningkatkan minat belajar dan sebagai alternatif pengembangan
keterampilan intelektual mahasiswa sebagai penerus generasi bangsa Indonesia.
1.2 Permasalahan
Dari uraian di atas permasalahan yang diambil dalam penelitian ini yaitu:
(1) Apakah bahan pembelajaran komputasi fisika yang dikembangkan oleh
penulis menggunakan moodle mudah dipahami menurut tingkat
keterbacaan teks.
(2) Seberapakah besar tingkat ketertarikan user terhadap bahan pembelajaran
komputasi fisika secara online.
Page 19
3
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian adalah:
(1) Mengetahui tingkat keterbacaan teks bahan pembelajaran komputasi
fisika.
(2) Mengetahui tingkat ketertarikan user terhadap bahan pembelajaran
komputasi fisika.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi
para pendidik mengenai bahan pembelajaran komputasi fisika menggunakan
moodle yang berkenaan dengan tingkat keterbacaan teks dan tingkat ketertarikan
user.
1.5 Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak
terjadi salah penafsiran. Adapun istilah yang perlu dijelaskan antara lain:
(1) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Undang-undang RI, 2003).
(2) Mandiri adalah berdiri sendiri (Poerwadarminta, 2002: 630). Jadi mandiri
yamg dimaksud disini adalah peserta didik yang tidak bergantung pada
orang lain.
Page 20
4
(3) Moodle adalah sebuah paket perangkat lunak yang berguna untuk
membuat dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet
(Prakoso, 2005: 13).
(4) Online adalah orang yang berhubungan atau berkomunikasi secara
langsung dengan CPU komputer (Sudarmo, 2006: 298).
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah memahami skripsi ini secara menyeluruh, maka
perlu dituliskan sistematikanya sebagai berikut:
(1) Bagian awal
Bagian ini terdiri dari: lembar judul, lembar persetujuan pembimbing,
lembar pengesahan kelulusan, lembar pernyataan, motto dan
persembahan, kata pengantar, sari karangan (abstrak), daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, serta daftar lampiran.
(2) Bagian isi
Skripsi terdiri dari lima bab yaitu :
Bab I
: Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang, permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan
sistematika penulisan skripsi.
Bab II
: Landasan Teori
Bagian ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan
permasalahan serta penyelesaian yang diajukan. Teori yang
Page 21
5
mendukung di sini meliputi pengantar tentang linux,
Moodle, sekilas tentang e-learning, hakekat pembelajaran
mandiri, pembelajaran mandiri dengan moodle, ringkasan
materi komputasi fisika, deskripsi sinau online, dan
pemrograman Borland Delphi.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisi desain penelitian, metode penetuan obyek
penelitian, instrumen penelitian bahan pembelajaran,
metode pengumpulan data, langkah-langkah penelitian serta
metode analisis data.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil penelitian, pembahasan, keterbatasan
dan kelemahan penelitian.
Bab V
: Penutup
Bab ini berisi simpulan dan saran.
(3) Bagian akhir
Bagian ini berisi daftar pustaka yang berkaitan dengan penelitian,
lampiran-lampiran yang memuat kelengkapan-kelengkapan dan
perhitungan analisis data serta surat usulan pembimbing.
Page 22
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengantar Tentang Linux
2.1.1. Sejarah Linux
Pada tanggal 5 oktober 1991, Linus Benedict Torvalds, seorang
mahasiswa University of Helsinki di Finlandia, mengumumkan pada sebuah news
group (comp.os.minix) bahwa dia telah berhasil menciptakan sebuah sistem
operasi mirip unix yang sederhana, yang diberi nama Linux (Sembiring, 2002:10).
Linus Torvalds mulai mempublikasikan kernel Linux pertamanya, yaitu
versi 0,01. Setelah tiga tahun berlalu dengan berbagai pengembangan yang
dilakukan terhadap kernel-nya, akhirnya pada bulan maret 1994 Linux versi 1,0
resmi dirilis dan didistribusikan secara gratis ke seluruh dunia, lengkap dengan
source codenya (Wahana Komputer, 2004: 2).
Hampir semua software gratis (free software) yang diorganisasikan GNU
dapat dijalankan di Linux. Beberapa distribusi Linux yang terkenal antara lain
Redhat Linux, Coldera Open Linux, Slackware Linux, Debian Linux, Suse Linux,
Trinux, dan sebagainya.
2.1.2. Linux dan Konsep Open Source
Sekitar bulan juli 2003 kita mendengar tentang pemberlakuan undang-
undang HAKI di Indonesia, yang melarang penggunaan software bajakan.
Sweepingpun dilakukan sehingga perusahaan-perusahaan besar yang umumnya
6
Page 23
7
menggunakan sistem operasi Windows bajakan menjadi kelabakan. Perlu diakui
Microsoft telah mampu menebar daya tarik yang sangat luas di dunia, yang
akhirnya menyebabkan ketergantungan yang tinggi terhadap Microsoft.
Linux dikenal sebagai sistem operasi yang open source. Open source
adalah software yang kode pemrogramannya bisa diakses oleh pengguna sehingga
pengguna bisa membacanya, mengubahnya, dan membuat versi baru program
tersebut yang mencakup perubahan yang telah dilakukan (Sudarmo, 2006: 299).
Linux dapat didistribusikan dan digunakan secara bebas dan gratis dibawah lisensi
GNU General Public License (GPL) oleh siapapun juga tanpa harus membayar
(Wahana Komputer, 2004: 4).
2.1.3. Linux Suse
Linux Suse merupakan distro yang sangat populer di daratan Eropa, seperti
halnya Redhad di Amerika. Suse merupakan distro pertama yang menyertakan
bahasa Indonesia di dalamnya, berkat jasa seorang I Made Wiryana bersama
kelompoknya. Salah satu kelebihan dari distro ini adalah dengan adanya program
yast, dengan yast akan lebih memudahkan kita dalam pendeteksian hardware
secara otomatis (Wahana Komputer, 2004: 11).
2.2. MOODLE
2.2.1. Pengertian MOODLE
Moodle adalah sebuah paket perangkat lunak yang berguna untuk
membuat dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet
(Prakoso, 2005: 13). Moodle diberikan secara gratis sebagai perangkat lunak open
Page 24
8
source (di bawah lisensi GNU Public License). Moodle dapat langsung bekerja
tanpa modifikasi pada Unix, Linux, Windows, Mac OS X, Netware dan sistem lain
yang mendukung PHP. Data diletakkan pada sebuah database. Data terbaik bagi
Moodle adalah MySQL dan PostgreSQL dan tak menutup kemungkinan untuk
digunakan pada Oracle, Acces, Interbase, ODBC, dan sebagainya.
Moodle didesain untuk mendukung kerangka konstruksi sosial (social
construct) dalam pendidikan. Moodle termasuk dalam model CAL+CALT
(Computer Assisted Learning + Computer Assisted Teaching) yang disebut LMS
(Learning Management System).
Moodle merupakan akronim dari Modular Object Oriented Dynamic
Learning Environment. Moodle adalah sebuah jalan menuju pendidikan tanpa
batas. Sebuah pionir yang akan membangun kreativitas dan pemikiran. Hal ini
dapat diterapkan ketika moodle dibuat, dan ketika pengajar dan pendidik
melakukan aktivitas pengajaran dalam pembelajaran online (Prakoso, 2005: 15).
2.2.2. Desain MOODLE
Desain moodle memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam
mengelola situs, pengguna yang terdaftar dalam situs, serta pelatihan yang
dikelola oleh moodle. Moodle memberikan semua hal yang dibutuhkan untuk
mengadakan pelatihan online melalui modul yang ada. Jadi, seperti inilah desain
moodle:
(1) Mendukung pendagogi kontruksi sosial (kolaborasi, aktivitas, kritik
refleksi, dan sebagainya).
Page 25
9
(2) Sangat sesuai untuk kelas online dan dapat pula digunakan sebagai
tambahan kelas tatap muka.
(3) Simple, ringan, efisien, dan antar muka browser sederhana.
(4) Mudah diinstal pada berbagai macam platform yang mendukung PHP.
(5) Abstraksi database moodle mendukung hampir semua merek database
(kecuali definisi tabel).
(6) Daftar kursus/pelatihan yang diselenggarakan dilengkapi deskripsi dari
setiap pelatihan yang ada. Selain itu, moodle juga memberikan akses bagi
tamu (guest).
(7) Kategori kursus/pelatihan. Satu situs moodle mampu mendukung ribuan
kursus/pelatihan.
(8) Penekanan yang tinggi pada sisi keamanan, pemeriksaan ulang terhadap
formulir, validasi data, enskripsi cookie, dan sebagainya.
(9) Sebagian besar area entry, seperti resource (sumber/bahan pelatihan),
forum, jurnal, dan sebagainya; dapat diedit menggunakan editor HTML
WYSIWYG (What You See Is What You Get) yang terintegrasi dalam
moodle (Prakoso, 2005: 48).
2.2.3. Manajemen MOODLE
Untuk menyesuaikan desain yang ditentukan, diciptakan beberapa
manajemen yang mendukung. Berikut akan disampaikan tiga tipe manajemen
yang sangat signifikan dalam moodle. Manajemen dalam moodle memiliki:
(1) Manajemen situs
Page 26
10
a. Situs dikelola oleh seorang administrator (admin). Admin ditetapkan
ketika setup.
b. Plug-in theme memungkinkan admin untuk memilih warna situs, lay
out (tampilan), font (ukuran huruf) sesuai dengan kebutuhan.
c. Paket bahasa memungkinkan penyesuaian ke dalam banyak bahasa.
d. Kode moodle ditulis menggunakan PHP.
(2) Manajemen pengguna
a. Metode e-mail standar: murid dapat membuat acount login. Alamat
e-mail yang diisikan ketika registrasi dapat diverifikasikan melalui
konfirmasi.
b. Setiap pengguna hanya membutuhkan satu account untuk semua
server. Setiap account dapat memiliki akses yang berbeda.
c. Account admin mengatur pembuatan/pengadaan kursus dan
mengelola pengajar melalui pendaftaran pengguna moodle ke dalam
pelatihan yang ada.
d. Kewenangan seorang pengajar dapat dihilangkan untuk
memodifikasi sebuah kursus/pelatihan, misalnya bagi pengajar paruh
waktu.
e. Untuk meningkatkan keamananan, pengajar dapat menambahkan
“kunci pendaftaran” pada pelatihan yang dikelolanya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari masuknya orang tak dikenal. Mereka
dapat memberikan kunci ini secara langsung maupun melalui e-mail,
dan sebagainya.
Page 27
11
f. Pengajar dapat menambah peserta didik secara manual (jika ia
menginginkan).
g. Pengajar dapat mengeluarkan peserta didik dari pelatihan jika
diinginkan.
h. Peserta didik dapat membuat profile online dengan menyertakan foto
dan deskripsi.
(3) Manajemen pelatihan/kursus
a. Pengajar berstatus penuh dapat mengontrol setting sebuah kursus
secara penuh, termasuk bagian kursus yang tidak dapat diakses oleh
pengajar lain.
b. Pilihan format kursus dapat diatur sesuai periode, topik atau diskusi
yang berfokus pada format sosial.
c. Susunan aktivitas pelatihan yang fleksibel forum, jurnal, kuis,
resource, pilihan, survei, penugasan, chat, dan workshop.
d. Semua penilaian dalam forum, jurnal, kuis, dan penugasan dapat
ditampilkan dalam satu halaman serta dapat di-download dalam file
spreadsheet.
e. Pencatatan log dan pelacakan penuh terhadap pengguna. Laporan
aktivitas setiap murid tersedia dalam grafik serta detail dari masing-
masing modul (akses terakhir, total waktu akses) dengan
menyertakan keterlibatan setiap peserta didik secara detail dalam
posting, memasukkan jurnal, dan sebagainya ke dalam satu halaman.
Page 28
12
f. Pengaturan skala. Para pengajar dapat mendefinisikan skala yang
akan digunakan dalam penilaian forum, penugasan, dan jurnal.
2.2.4. Modul
Sebagai penunjang pembelajaran mandiri, moodle memiliki tipe-tipe
modul yaitu:
(1) Modul Penugasan (Assigment)
a. Modul ini dapat dikelompokkan berdasarkan tanggal pengumpulan
dan urutan penilaian tugas.
b. Para peserta didik dapat meng-upload penugasan yang telah
dikerjakan (dalam berbagai format) ke dalam server. Tanggal
pengumpulan tugas oleh peserta didik akan tercatat secara otomatis.
c. Pengumpulan tugas walaupun terlambat dari tenggat waktu masih
dapat dilakukan. Namun, pengajar dapat menjadikan jumlah hari/jam
keterlambatan pengumpulan tugas sebagai bahan pertimbangan.
d. Untuk setiap penugasan yang diberikan, seluruh kelas dapat
memberikan penilaian (tanggapan dan komentar) dalam satu halaman
dan satu format.
e. Umpan balik dari pengajar ditambahkan ke dalam halaman
penugasan setiap peserta didik disertai pemberitahuan melalui e-mail.
f. Pengajar dapat memberikan penugasan baru yang terkait dengan
penugasan sebelumnya. Hal ini bisa dilakukan setelah diadakan
penilaian terhadap tugas sebelumnya. Tujuannya adalah mengadakan
penilaian ulang terkait penugasan sebelumnya.
Page 29
13
(2) Modul Chat
a. Modul ini memungkinkan interaksi sinkron (dalam waktu yang
bersamaan) berbentuk teks.
b. Modul ini menyertakan foto/gambar dan profil dalam jendela chat.
c. Modul chat mendukung URL, smiles, HTML, image, dan
sebagainya.
d. Semua sesi dapat direkam dalam log agar dapat dilihat di lain waktu.
Fasilitas ini juga diberikan bagi peserta didik.
(3) Modul Forum
a. Modul forum menyediakan berbagai macam tipe forum, di antaranya
forum khusus pengajar, berita khusus, forum terbuka, dalam sebuah
urutan sesuai kiriman pengguna.
b. Semua kiriman menyertakan foto pengirim.
c. Diskusi dapat dikelompokkan sesuai tema, flat atau urutan, terlama
dan terbaru.
d. Forum individu dapat didaftarkan ke setiap orang. Kopiannya dapat
dikirim melalui e-mail. Para pengajar dapat memaksa setiap orang
untuk terlibat dalam forum yang ada.
e. Guru dapat memilih untuk tidak menerima balasan (reply), misalnya
untuk forum berupa pengumuman.
f. Kumpulan diskusi dapat dipindahkan di antara forum. Fitur ini hanya
berlaku bagi pengajar.
g. Lampiran gambar (attached images) dapat ditampilkan dalam baris.
Page 30
14
(4) Modul Pilihan (Choice)
a. seperti sebuah polling, modul ini digunakan untuk voting
(mengambil pendapat atas suatu masalah) atau untuk mendapatkan
umpan balik dari para peserta didik.
b. Pengajar dapat melihat hasil polling yang ada dalam sebuah tabel
yang memperlihatkan pilihan seseorang.
c. Para peserta didik secara opsional dapat diberi izin untuk melihat
grafik hasil polling secara up to date.
(5) Modul Kuis (Quiz)
a. Pengajar dapat membuat database pertanyaan agar dapat digunakan
pada kuis yang berbeda.
b. Pertanyaan dapat dikelompokkan dalam kategori untuk memudahkan
akses. Kategori ini bisa dipublikasikan agar dapat diakses melalui
berbagai macam pelatihan dalam situs.
c. Kuis secara otomatis akan dinilai. Selain itu, kuis dapat diatur ulang
jika pertanyaan yang ada dimodifikasi.
d. Kuis dapat diatur ulang dalam jangka waktu tertentu. Jika melewati
jangka waktu tersebut maka kuis tidak akan tersedia.
e. Dalam opsi pengajar, kuis dapat dicoba beberapa kali. Selain itu, kuis
dapat menampilkan umpan balik/jawaban yang tepat.
f. Pertanyaan kuis dan jawabannya dapat diacak. Fitur ini bermanfaat
untuk mengurangi kecurangan .
g. Pertanyaan dapat menggunakan kode HTML dan image (gambar).
Page 31
15
h. Pertanyaan dapat diambil file eksternal (teks).
i. Kuis dapat dicoba beberapa kali jika diinginkan.
j. Percobaan dapat dilakukan secara komulatif (jika diinginkan), dan
akan berhenti setelah beberapa opsi.
k. Pertanyaan pilihan ganda mendukung jawaban tunggal dan
berganda.
l. Modul kuis mendukung untuk pertanyaan benar-salah.
m. Modul kuis juga mendukung bentuk pertanyaan pencocokan.
n. Modul kuis mendukung untuk pertanyaan acak.
o. Modul kuis mendukung pertanyaan bernomor (dengan cakupan
tertentu).
p. Kuis dapat diatur dalam format berbentuk pertanyaan yang disertai
jawaban atau pertanyaan dengan jawaban berbentuk teks.
q. Modul kuis mendukung deskripsi teks yang disertai dengan grafik.
(6) Modul Jurnal (Journal)
a. Privasi jurnal dapat diatur agar hanya diakses pengajar dan peserta
didik.
b. Setiap masukan jurnal dapat dimulai dengan pertanyaan terbuka.
c. Untuk jurnal tertentu, seluruh kelas dapat memberikan penilaian
dalam formulir yang terlampir pada halaman tersebut.
d. Umpan balik pengajar dijadikan satu dengan halaman masukan
jurnal, disertai pemberitahuan melalui e-mail.
(7) Modul Resource (Bahan pelatihan)
Page 32
16
a. Modul resource mendukung berbagai macam format (word, power
point, flash, video, audio, dan sebagainya).
b. File dapat di-upload dan dikelola didalam server, atau dibuat secara
on the fly menggunakan format web (teks atau HTML).
c. Bahan pelatihan eksternal di web dapat di-link atau disertakan dalam
antar muka kursus/pelatihan.
d. Aplikasi web eksternal dapat di-link dengan disertai data tambahan
yang diperlukan.
(8) Modul Survei
a. Alat survei (COLLES, ATLS) disertakan dalam moodle sebagai alat
untuk menganalisis kelas online.
b. Laporan survei online selalu tersedia disertai dengan grafik.
c. Data ini dapat di-download dalam bentuk spreadsheet Excel atau file
text CSV.
d. Antar muka survei menghindari kekuranglengkapan jawaban survei
sehingga apabila ada pertanyaan yang belum dijawab, survei tidak
akan dimasukkan.
e. Umpan balik dapat diperoleh dari peserta didik sebagai perbandingan
dengan rata-rata kelas.
(9) Modul Workshop
Page 33
17
a. Modul ini memungkinkan adanya penilaian mendalam terhadap
dokumen. Pengajar dapat mengelola serta mengelompokkan
penilaian yang ada tingkatan.
b. Modul ini juga mendukung adanya penilaian dengan rentang yang
luas.
c. Pengajar dapat menyediakan dokumen contoh agar peserta didik
dapat berlatih memberikan penilaian.
d. Modul ini sangat fleksibel dengan disertai berbagai macam pilihan.
2.3. Sekilas tentang e-learning
Menurut Effendi (2005), e-learning adalah semua kegiatan pelatihan yang
menggunakan media elektronik atau teknologi informasi karena ada bermacam
penggunaan e-learning saat ini, maka e-learning dibagi dua tipe yaitu :
(1) Synchronous training
Synchronous berarti ”pada waktu yang sama.” Jadi, synchronous
training adalah tipe pelatihan, dimana proses pembelajaran terjadi pada
saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang
belajar.
(2) Asynchronous training
Asynchronous berarti ”tidak pada waktu yang bersamaan.” Jadi,
seseorang dapat mengambil pelatihan pada waktu yang berbeda dengan
pengajar memberikan pelatihan. Pelatihan ini lebih populer di dunia e-
Page 34
18
learning karena memberikan keuntungan lebih bagi peserta pelatihan
karena dapat mengakses pelatihan kapanpun dan dimanapun.
Kemajuan penggunaan e-learning dimotivasi oleh kelebihan dan
keuntungan. Kelebihan yang ditawarkan e-learning antara lain :
(1) Biaya
Dengan adanya e-learning, instansi tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk menyediakan peralatan kelas seperti papan tulis, proyektor dan alat
tulis.
(2) Fleksibel Waktu
e-learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu belajar. Mereka
dapat menyisipkan waktu belajar setelah makan siang, setelah kuliah
selesai dan tidak ada pekerjaan mendesak. Pelajar mudah mengakses e-
learning. Ketika waktu sudah tidak memungkinkan atau ada hal lain yang
lebih mendesak, mereka dapat meninggalkan pelajaran e-learning saat itu
juga.
(3) Fleksibel Tempat
Adanya e-learning membuat pelajar santai mengakses pelatihan e-
learning di kampus. Selama komputer terhubung dengan komputer yang
menjadi server e-learning, mereka dapat mengaksesnya dengan mudah.
Terlebih lagi, bila server e-learning terhubung dengan internet, maka
pelajar dapat mengakses pelajaran di rumah. Di sekolah-sekolah, para
pelajar tidak perlu pergi jauh ke ruang kelas lain (misalnya tempat
bimbingan belajar). Mereka hanya perlu ke laboratorium komputer
Page 35
19
sekolah, dimana e-learning tersebut diinstal, untuk mengikuti tambahan
pelajaran.
(4) Fleksibelitas Kecepatan Pembelajaran
Pelajar memiliki gaya belajar berbeda-beda oleh karena itu, wajar bila di
dalam suatu kelas ada siswa yang mengerti dengan cepat dan ada yang
harus mengulang pelajaran untuk memahaminya. Akan tetapi, karena
guru di kelas mengajar dengan kecepatan sama untuk semua siswa, maka
siswa yang lebih lambat akan sulit memahami. Siswa yang lebih cepat
menginginkan lebih banyak materi, sedangkan siswa yang lebih lambat
menginginkan pengulangan pelajaran. e-learning dapat disesuaikan
dengan kecepatan belajar masing-masing siswa. Siswa mengatur sendiri
kecepatan pelajaran yang diikuti. Apabila belum mengerti, ia dapat tetap
mempelajari modul tertentu dan mengulangnya nanti. Apabila seorang
siswa mengerti dengan cepat, ia dapat menyelesaikan pelajaran lebih
cepat dan mengisi waktu dengan belajar topik lain.
(5) Standarisasi Pengajaran
Guru favorit dapat mengajar dengan baik sehingga materi sesulit apapun
mudah diserap. Sebaliknya penjelasan guru bukan favorit terasa sulit
dimengerti. Hal tersebut disebabkan perbedaan kemampuan dan metode
pengajaran yang ditetapkan guru. e-learning dapat menghapuskan
perbedaan tersebut. Pelajaran e-learning selalu memiliki kualitas sama
setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati pengajar.
Page 36
20
(6) Efektifitas Pengajaran
Karena e-learning merupakan teknologi baru, pelajar dapat tertarik dan
mencobanya sehingga jumlah peserta pelatihan meningkat. e-learning
yang didesain dengan instructional design mutakhir membuat pelajar
lebih mengerti isi pelajaran. Penyampaian pelajaran e-learning dapat
berupa simulasi dan kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan dan
menerapkan teknologi animasi canggih. Bentuk-bentuk pembelajaran
tersebut dapat membantu proses pembelajaran dan mempertahankan
minat belajar.
(7) Kecepatan Distribusi
Tim desain pelatihan hanya perlu mempersiapkan bahan pelatihan
secepatnya dan menginstal hasilnya di server pusat e-learning. Jadi,
semua komputer yang terhubung ke server dapat langsung mengakses.
Apabila ada perubahan materi pelatihan, administrasi hanya perlu
mengubah di server e-learning, tanpa mendatangi semua kantor cabang.
(8) Ketersediaan On-Demand
Karena e-learning dapat sewaktu-waktu diakses, Anda dapat
menganggapnya sebagai ”buku saku” yang membantu pekerjaan setiap
saat.
(9) Otomatisasi Proses Administrasi
e-learning menggunakan suatu Learning Management System (LMS)
yang berfungsi sebagai platform pelajaran-pelajaran e-learning. LMS
Page 37
21
berfungsi pula menyimpan data-data pelajar, pelajaran, dan proses
pembelajaran yang berlangsung (Effendi, 2005: 14).
2.4.
Hakekat Pembelajaran Mandiri
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya (Arsyad, 2002: 1). Proses belajar itu terjadi karena
adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu
telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya.
Belajar merupakan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain
sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subyek belajar itu mengalami
atau melakukan, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman, 2004: 20).
Pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self
instruction (dari internal) dan external instruction (dari eksternal). Beberapa teori
belajar mendiskripsikan pembelajaran sebagai berikut :
(1) Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan
menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan)
dengan tingkah laku si belajar (Behavioristik).
(2) Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar
memahami apa yang dipelajari (Kognitif).
Page 38
22
(3) Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran
dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuan
(Humanistik).
Sedangkan pembelajaran yang berorientasi bagaimana si belajar
berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan
proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang
kedalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil
belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang (Sugandi, 2004: 9). Pembelajaran
kita perlukan untuk dapat membentuk karakter, menumbuhkan budi pekerti dan
menjadi manusia otentik (Harefa, 2004: 62).
Belajar mandiri diartikan sebagai usaha individu mahasiswa yang otonom
untuk mencapai kompetensi akademis. Belajar mandiri memiliki ciri utama bahwa
mahasiswa tidak bergantung pada pengarahan belajar yang terus-menerus, tetapi
mereka mempunyai kreatifitas dan inisiatif sendiri serta mampu untuk bekerja
sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya (Sunardi, 2001).
Adapun yang dimaksud dengan kemandirian belajar mahasiswa adalah
kemampuan mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar yang bertumpu pada
aktifitas dan tanggung jawab mahasiswa dengan didorong oleh motivasi diri
sendiri. Sedangkan untuk metode melatih kemandirian mahasiswa tidaklah sama
tergantung dengan jurusan bidang studi yang diambil (Sebelas Maret University
2002).
Dunia pendidikan terus bergerak secara dinamis, khususnya untuk
menciptakan media, metode, dan materi pendidikan yang semakin interaktif dan
Page 39
23
komperhensif. Media yang secara lazim tersedia antara lain: buku, majalah, jurnal,
koran, tabloid untuk media offline, radio, TV, dan terakhir internet sebagai media
online (Oetomo, 2002: 119). Contoh sebuah produk aplikasi telah lahir untuk
membangun lingkungan e-Education course management system dari e-college.
Aplikasi tersebut mengandung unsur-unsur silabus berbasis web, e-mail, diskusi
beralur, forum diskusi elektronik, bahan kuliah online, buku nilai online dan ujian
berbasis komputer (Oetomo, 2002: 128).
Ada beberapa istilah yang mengacu pada pengertian yang sama tentang
belajar mandiri. Istilah-istilah tersebut antara lain adalah: (1) independent
learning, (2) self-directed learning, (3) autonomous learning. Wedemeyer (1973)
menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah cara belajar yang memberikan derajat
kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar kepada pebelajar
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya. Pebelajar
mendapatkan bantuan bimbingan dari guru atau orang lain tapi bukan berarti harus
bergantung kepada mereka.
Rowntree (1992), mengutip pernyataan Lewis dan Spenser (1986)
menjelaskan bahwa ciri utama pendidikan terbuka yang menerapkan sistem
belajar mandiri adalah adanya komitmen untuk membantu pebelajar memperoleh
kemandirian dalam menentukan keputusan sendiri tentang:
(1) Tujuan atau hasil belajar yang ingin dicapainya.
(2) Mata ajar, tema, topik atau isu yang akan ia pelajari.
(3) Sumber-sumber belajar dan metode yang akan digunakan.
Page 40
24
(4) Kapan, bagaimana serta dalam hal apa keberhasilan belajarnya akan
diuji.
Pengertian senada juga dijelaskan oleh Knowles (1975), belajar mandiri
adalah suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa
bantuan orang lain untuk:
(1) Mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri.
(2) Merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri.
(3) Mengidentifikasi sumber-sumber belajar.
(4) Memilih dan melaksanakan strategi belajarnya.
(5) Mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pendidikan dengan sistem belajar mandiri pebelajar diberikan kemandirian (baik
secara individu atau kelompok) dalam menentukan:
(1) Tujuan belajarnya (apa yang harus dicapai).
(2) Apa saja yang harus dipelajari dan dari mana sumber belajarnya (materi
dan sumber belajar).
(3) Bagaimana mencapainya (strategi belajar).
(4) Kapan serta bagaimana keberhasilan belajarnya diukur (evaluasi).
Belajar mandiri juga dapat dipandang sebagai proses (metode) maupun
produk (tujuan). Sebagai proses, belajar mandiri dijadikan sebagai metode dalam
sistem pembelajaran tertentu. Sedangkan sebagai produk mengandung arti bahwa
suatu sistem pembelajaran dengan berbagai strateginya ditujukan menghasilkan
pebelajar mandiri. Sebenarnya, pendidikan dengan sistem belajar mandiripun,
Page 41
25
secara tidak langsung akan membentuk dan mengembangkan keterampilan belajar
mandiri. Sehingga produknya adalah pebelajar mandiri (Chaeruman 2003).
2.5.
Pembelajaran Mandiri dengan MOODLE
Moodle yang merupakan akronim Modular Object Oriented Dynamic
Environment adalah sistem manajemen perkuliahan yang merupakan software
yang open source, salah satu yang membedakan moodle dengan paket e-learning
yang lain adalah kemampuan moodle untuk menangani pedagogi yang
menyangkut aspek sosial belajar.
Moodle adalah salah satu perangkat lunak yang mendukung pembelajaran
jarak jauh. Ada idealisme besar dibalik penciptaan perangkat lunak ini,
pendidikan untuk semua. Melalui moodle pendidikan bisa diperoleh tanpa
mepedulikan status, usia, tempat atau jarak (Andi 2005). e-learning dapat
didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (murid) dengan sumber
belajarnya (database, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau
bahkan berjauhan. Interaktifitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak lansung (Simamora 2002). e-learning atau electronic
learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah
pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang
berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-
learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat
bantunya (Soekartawi 2003).
Page 42
26
Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di
komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia di komputer
tersebut. Oleh karena itu bisa dimengerti kalau e-learning bisa dilaksanakan
karena jasa internet (Soekartawi 2003). Internet akan menjadi suplemen dan
komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang
penting di dunia (Anwas 2003).
2.6. Ringkasan Materi Komputasi Fisika
2.6.1. Gerak Benda jatuh
Pada suatu lokasi tertentu di bumi dan dengan tidak adanya hambatan
udara, semua benda jatuh dengan percepatan konstan sama. Percepatan ini
disebabkan oleh gravitasi bumi dan diberi simbol g. Besarnya kira-kira g = 9,80
m/s2. Ketika membahas benda-benda jatuh bebas bisa memakai persamaan:
gt
vv +
= 0
(2.1)
di mana diasumsikan bahwa positif adalah arah gerak ke bawah dan benda
mempunyai kecepatan awal v0 (Giancoli, 2001:39).
Dari eksperimen dapat ditunjukkan bahwa sebuah benda yang jatuh
(dengan memperhitungkan hambatan udara) akan mendapat gaya hambat yang
besarnya bergantung pada kecepatan dari benda tersebut, sedimikian hingga
percepatannya tidak konstan. Gaya tersebut diekspresikan sebagai:
2
2
1
Avc
Fa
ρ
=
(2.2)
dimana c adalah faktor koefisien hambatan udara yang tak bersatuan. A adalah
luas penampang lintang dari benda, ρ kerapatan udara (sekitar 1.2 kgm-3) dan v
Page 43
27
adalah kecepatan benda. Dari eksperimen menunjukkan bahwa benda yang
smooth (seperti bola kasti) dengan cross section area berupa lingkaran (
)2
r
A π
=
didapat c sekitar 0,46.
Untuk mendapatkan percepatan pada arah ke bawah dari bola dengan jari-
jari r digunakan hukum kedua Newton.
a
F
mg
ma

=
(2.3)
dengan mensubtitusikan persamaan (2.2) dan serta membagi m maka didapatkan:
2
2
2
1
v
m
r
c
ga
π
ρ

=
(2.4)
(Hardyanto, 2005)
2.6.2. Grafik Pixel
Layar pada monitor atau printer dihasilkan oleh beberapa pixel singkatan
dari picture element. Misalkan pada layar monitor terdiri dari 512 pixel horisontal
dan 322 pixel vertikal. Masing-masing terdiri dari warna hitam atau putih. Pixel
diberi nomor dari nol, jadi untuk arah horisontal yang disebut dengan sumbu Px
diberi nomor dari 0 sampai dengan 511, begitu juga untuk sumbu vertikal yang
disebut dengan sumbu Py diberi nomor dari 0 sampai dengan 321.
Pada koordinat kartesian arah vertikal digunakan sebagai sumbu y dengan
y positif menuju ke atas dan arah ke bawah sebagai sumbu y negatif, arah
mendatar digunakan sebagai sumbu x dengan x positif ke arah kanan dan x negatif
ke arah kiri. Tetapi layar monitor menggunakan orientasi yang berbeda. Monitor
menggunakan arah ke bawah sebagai sumbu y positif, disamping itu monitor juga
tidak mengenal nilai negatif (Nugroho, 2005: 21).
Page 44
28
Gambar 2.1. Koordinat Pixel dan Kartesian
Untuk mengkonversikan koordinat kartesian ke koordinat pixel, kita
asumsikan bahwa ada transformasi linier antara koordinat pixel (Px, Py) dari titik
P, dan koordinat kartesian (x, y) dari titik P sebagai berikut:
2
1
kxk
px
+
=
(2.5)
4
3
kyk
py
+
=
(2.6)
Asumsikan bahwa grafik pada sumbu x akan diplot pada interval [xmin,
xmax] dan sumbu Y terletak pada interval [ymin, ymax]. Asumsikan pula bahwa pixel
horisontal diberi nomor dari 0 sampai dengan a , sedangkan untuk pixel vertikal
diberi nomor 0 sampai dengan b . Jadi jika layar monitor memiliki 800 pixel
horisontal dan 600 pixel vertikal, maka a = 799, dan b = 599.
Berikut adalah beberapa kemungkinan untuk konstanta k:
(1) Jika x = xmin, maka Px = 0
(2) Jika x = xmax, maka Px = a
Page 45
29
(3) Jika y = ymin, maka Py = b
(4) Jika y = ymax, maka Py = 0.
Dengan mensubstitusikan 4 kemungkinan ini pada persamaan transformasi
(2.5) dan (2.6), sehingga akan didapatkan solusi untuk k1, k2, k3, dan k4:
min
max
1
1
x
x
a
k

=
(2.7)
max
min
min
2
x
x
x
a
k

=
(2.8)
max
min
3
1
y
y
b
k

=
(2.9)
min
max
max
4
y
y
y
b
k

=
(2.10)
(Hardyanto, 2005)
2.6.3. Benda Pada Pegas
Ketika sebuah getaran atau osilasi terulang sendiri, ke depan dan ke
belakang, pada lintasan yang sama, gerakan tersebut disebut periodik. Bentuk yang
paling sederhana dari gerak periodik direpresentasikan oleh sebuah benda yang
berosilasi di ujung pegas. Dengan menganggap bahwa massa pegas dapat
diabaikan, dan bahwa pegas dipasang horisontal, seperti pada gambar 2.2,
sedemikian sehingga benda dengan massa m meluncur tanpa gesekan pada
permukaan horisontal. Semua pegas memiliki panjang alami di mana pada
keadaan ini pegas tidak memberikan gaya pada massa m, dan posisi massa di titik
ini disebut posisi setimbang. Jika massa dipindahkan apakah ke kiri, yang
menekan pegas atau ke kanan, yang merentangkan pegas, pegas memberikan gaya
Page 46
30
pada massa yang bekerja dalam arah mengembalikan massa ke posisi
setimbangnya. Oleh sebab itu gaya ini disebut gaya pemulih. Besar gaya pemulih
F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang direntangkan
atau ditekan dari posisi setimbang (Giancoli, 2001: 365).



= xk
F s
(2.11)
Gambar 2.2. Benda pada Pegas
Dengan mengaplikasikan hukum kedua Newton pada sistem dan
diperoleh:


=
− amxk
(2.12)
Percepatan a memberikan:
)(
)(
t
t
x
m
k
a



=
(2.13)
Bila sistem mendapat hambatan udara persamaan paling sederhana untuk
gaya, yang berbanding lurus dengan kecepatan namun arahnya berlawanan
adalah:
Page 47
31



= vb
F d
(2.14)
Dengan b adalah suatu konstanta yang menyatakan besarnya redaman
(Tipler, 1998: 448). Hukum kedua Newton yang diterapkan untuk gerak benda
bermassa m pada pegas dengan konstanta gaya k bila gaya redaman

− vb adalah:
x
x
ma
F =
(2.15)



=

− amvbxk
(2.16)
yang menghasilkan:





=
v
m
b
x
m
k
a
(2.17)
(Hardyanto, 2005)
2.6.4. Gerak Proyektil
Hukum gerak Newton kedua adalah percepatan sebuah benda berbanding
lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan
massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.
Bentuk persamaannya dapat dituliskan:
m
F
a



=
(2.18)
di mana a adalah percepatan, m adalah massa, dan ΣF merupakan gaya total
(Giancoli, 1998: 95).
Setiap gaya F adalah vektor yang memiliki besar dan arah. Persamaan ini
dapat dituliskan dalam bentuk komponen pada koordinat persegi panjang sebagai
berikut:
Page 48
32
m
F
a
x
x

=
(2.19)
m
F
a
y
y

=
(2.20)
Gerak proyektil dengan hambatan udara, besar gaya hambat udara adalah:
2
2
1
Avc
F a
ρ
=

(2.21)
Gambar 2.3. Hubungan antara Fa dan v
Dari gambar 2.3 diketahui bahwa:
v
vx
=
θ
cos
(2.22)
v
vy
=
θ
sin
(2.23)
Dimana besar v dapat dihitung dengan
2
2
y
x
v
v
v
+
=
(2.24)
Dengan mengikuti hukum kedua Newton
m
F
a
ax
x

=
(2.25)
Page 49
33
θ
ρ
cos
2
1
2
v
m
A
c
ax

=
(2.26)
dan
m
F
g
a
ay
y


=
(2.27)
θ
ρ
sin
2
1
2
v
m
A
c
g
ay


=
(2.28)
Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi:
x
x
kvv
a

=
(2.29)
y
y
kvv
g
a


=
(2.30)
dimana
m
A
c
k
ρ
2
1
=
(2.31)
(Hardyanto, 2005)
2.6.5. Rangkaian RC dan RL
Gambar 2.4. Rangkaian RC
Gambar 2.4 memperlihatkan sebuah rangkaian untuk mengisi kapasitor,
yang mula-mula tak bermuatan. Saklar, terbuka pada awalnya, ditutup pada saat t
Page 50
34
= 0 (Tipler, 2001: 188). Muatan mulai mengalir melalui resistor dan menuju plat
positif kapasitor. Jika muatan pada kapasitor pada beberapa saat adalah Q dan arus
adalah I, aturan Kirchoff memberikan:
0
=


c
R
V
VV
(2.32)
atau
0
=


C
Q
IR
V
(2.33)
Dalam rangkaian ini, arus sama dengan laju di mana muatan pada
kapasitor meningkat:
dt
dQ
I =
(2.34)
mensubtitusikan
dt
dQ
I =
untuk I dalam persamaan (2.33) memberikan:
RC
Q
R
V
dt
dQ

=
(2.35)
Mekanika
Listrik
x perpindahan
Q muatan
v kecepatan
I arus
m Massa
L induktansi
k kontanta pegas
C-1 kapasitansi
c Konstanta redaman
R resistansi
F gaya
V Beda Potensial
Tabel 2.1 Analogi Mekanika dengan Listrik
(Fowles, 1986:76)
Page 51
35
Pada saat t = 0, muatan pada kapasitor nol dan arusnya I0 = V/R maka
rumus iterasi:
)(
)(
)
(
t
t
ht
hi
q
q
+
=
+
(2.36)
di mana
RC
Q
R
V
I

=
(2.37)
Suatu rangkaian RL yang didalamnya induktansi L dan tahanan R
dihubungkan secara seri dengan baterai. Dengan menganggap bahwa tahanan R
meliputi tahanan kumparan induktor dan bahwa induktansi bagian lain rangkaian
tersebut dapat diabaikan dibandingkan dengan induktansi induktor. Saklar mula-
mula terbuka, sehingga tidak ada arus dalam rangkaiannya. Persis setelah saklar
ditutup, arus masih nol, tetapi arus tersebut berubah pada laju dI/dt, dan terdapat
ggl induksi yang besarnya L dI/dt dalam induktor. Dalam diagram rangkaian ini,
tanda plus dan minus telah diberikan pada induktor untuk memperlihatkan arah
ggl ketika arusnya meningkat, dengan kata lain, ketika dI/dt positif. Sesaat setelah
saklarnya ditutup, terdapat arus I dalam rangkaian dan potensial jatuh IR pada
tahanan (Tipler, 2001: 302). Dengan menggunakan kaidah Kirchoff pada
rangkaian ini akan diperoleh:
0
=


dt
dI
L
IR
V
(2.38)
L
IR
L
V
dt
dI

=
(2.39)
(Hardyanto, 2005)
Page 52
36
2.6.6. Sistem Tiga Benda
Dengan meninjau molekul yang hanya memiliki satu elektron yaitu ion
molekul hidrogen, H2
+, yang terbentuk jika dipisahkan salah satu dari kedua
elektron milik molekul hidrogen biasa, H2 (Krane, 1992: 528).
Gambar 2.5. Geometri dari Posisi dan Vektor Gaya pada Ion H2
Ion H2
+ adalah sistem fisika yang stabil. Karena kompleksitas sistem,
dengan mengasumsikan kedua proton tidak bergerak, sedangkan elektron
mengorbit pada kedua proton untuk tujuan praktis sifat-sifat alami proton dapat
diabaikan karena massa proton kira-kira 2000 kali dari massa elektron, sehingga
pusat massa dari kedua proton berada pada titik nol pada sistem koordinat.
Hukum Coulomb dan hukum kedua Newton mendasari gerak elektron
pada ion H2. hukum coulomb adalah:
^
2
2
1
r
r
QQ
kF
=
(2.40)
Page 53
37
k adalah tetepan Coulomb yang mempunyai harga k = 8,99 x 10 9 N.m2/C2
(Tipler, 2001: 10). Semua muatan di dalam ion H2 mempunyai nilai yang sama
(kecuali tandanya). Jadi Q1 = Q2 = e = 1,6 x 10-19 C dan m = 9,11 x 10-31 Kg.
Kedua proton terletak pada titik (d,0) dan (-d,0) pada jarak 2d. percepatan
ax dari elektron karena adanya proton pada (d,0) adalah:
m
F
ax
1
1 cosθ

=
(2.41)
2
3
2
2
2
]
)
[(
)
(
y
dxm
dxe
k
ax
+



=
(2.42)
Untuk mendapatkan percepatan karena gaya oleh proton pada (-d,0),
persamaan di atas diganti bagian (x-d) dan (x+d):
m
F
ax
2
2 cosθ

=
(2.43)
2
3
2
2
2
]
)
[(
)
(
y
dxm
dxe
k
ax
+
+
+

=
(2.44)
Ekspresi yang sama untuk ay akan diperoleh dengan mengganti pembilang
)
(dx
ą
dengan numerator y (Hardyanto, 2005)
2.6.7. Hamburan Rutherford
Sebuah eksperimen yang mendasar adalah eksperimen yang dilakukan
oleh Lord Rutherford (1871-1937) yang diperkenalkan oleh H. Geiger dan E.
Marsden. Struktur dari atom tetap merupakan misteri. Para ahli fisika memerlukan
kesepakatan, sehingga masalah ini menjadi cukup sederhana. Mencari medan
listrik E dalam jarak tertentu dari bola atom yang bermuatan positif. Juga
mencari E di dalam bola dengan asumsi muatan terdistribusi secara uniform.
Page 54
38
Selanjutnya menghitung gaya F = q E pada partikel alpha mendekati atom
dan/atau masuk ke atom.
Gambar 2.6. Partikel alpha yang mendekati atom emas. Pusat atom emas pada
(X,Y) dengan muatan Q yang terdistribusi uniform pada bola dengan radius R.
Partikel alpha dengan muatan q pada (x,y).
Meskipun pada prinsipnya sederhana, masalah menjadi kompleks
dibanding masalah hukum kedua Newton, karena terdapat empat kelompok
persamaan gerak untuk masing-masing koordinat dari partikel alpha dan atom.
Gambar 2.7. Geometri lokasi dari atom target (Q) dari partikel alpha (q)
Page 55
39
Dari gambar 2.6 dan 2.7 ditunjukkan lokasi q pada titik (x,y). vektor r
dari Q ke q yaitu dari titik (X,Y) ke titik (x,y). Di luar atom, r > R medan
listrik karena muatan titik Q adalah:
^
2
r
r
Q
kE
=

(2.45)
Di dalam atomRr

pada jarak r dari pusat dan besar medan listriknya
adalah:
^
2
3
3
r
r
Q
k
R
r
E =

(2.46)
Di mana faktor
3
3
R
r
sebagai hasil bahwa partikel alpha hanya
dipengaruhi oleh muatan di dalam bola dengan radius r dan muatan
terdistribusi secara uniform, bagian dari total muatan di dalam bola yang
berjari-jari r adalah
3
3
R
r
. Sedangkan gaya pada partikel alpha diperoleh
dengan persamaan F = qE dan percepatan dari persamaan qE = ma. Dengan
mengacu lagi pada gambar 2.7 maka didapatkan komponen x dan y dari
percepatan:
r
Xx
r
Qq
m
k
ax

=
2
(2.47)
2
3
2
2
])
()
[(
)
(
Yy
Xx
Xx
Qq
m
k
ax

+


=
(2.48)
dan
r
Yy
r
Qq
m
k
ay

=
2
(2.49)
Page 56
40
2
3
2
2
])
()
[(
)
(
Yy
Xx
Yy
Qq
m
k
ay

+


=
(2.50)
di mana m adalah massa partikel alpha. Dengan hukum ketiga Newton
percepatan atom dapat dihitung dengan persamaan:
x
x
ma
MA

=
(2.51)
x
x
a
M
m
A

=
(2.52)
dengan cara yang sama:
y
y
a
M
m
A

=
(2.53)
(Hardyanto, 2005)
2.6.8. Metode Runge Kutta
Penyelesaian persamaan diferensial biasa dengan metode Runge Kutta
orde empat adalah proses mencari nilai fungsi y(x) pada titik x tertentu dari
persamaan diferensial biasa f(x,y) yang diketahui dengan menggunakan persamaan
umum 2.54 (Munif, 2003: 267).
Persamaan gerak yang diturunkan dari hukum kedua Newton dapat ditulis:
),,(
2
vxtF
dt
xd
=
(2.54)
dimana F(t,x,v) berasal dari aplikasi hukum kedua Newton pada sistem. Formula
Runge Kutta diperlukan untuk menyelesaikan persamaan diferensial orde 2:
hk
k
k
k
y
y
i
i
)]
2
2
(
6
1
[
4
3
2
1
1
+
+
+
+
=
+
(2.55)
di mana
Page 57
41
),(
1
i
i
yxf
k =
(2.56)
)
2
,
2
(
1
2
k
h
y
h
xf
k
i
i
+
+
=
(2.57)
)
2
,
2
(
2
2
3
k
h
y
h
xf
k
i
i
+
+
=
(2.58)
)
,
(
3
4
hk
yhxf
k
i
i
+
+
=
(2.59)
(Hardyanto, 2005)
2.7. Deskripsi Sinau Online
Untuk membuka Sinau online maka dapat dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
(1) Address bar diklik, kemudian http://192.168.1.4/elearning diketikan lalu
dienter. Maka akan muncul halaman utama. Seperti gambar 2.8
(2) Link Fisika diklik maka akan muncul seperti gambar 2.9
(3) Link Fisika Komputasi diklik maka akan muncul seperti gambar 2.10
(4) Bila tidak menginginkan account nama di moodle, maka pengguna tamu
diklik
(5) Bila belum memiliki account nama di moodle, maka untuk
mendaftarkanya anggota baru diklik.
(6) Kemudian form tersebut diisi dengan lengkap sesuai dengan kenyataan.
Nama pengguna dan password adalah user name dan kata sandi sebagai
nama login. Kemudian tombol buat keanggotaan baru diklik.
Page 58
42
Gambar 2.8 Halaman Utama
Gambar 2.9 Tampilan kategori kursus Fisika
Page 59
43
Gamabar 2.10 Halaman login Sinau Online
(7) Bila sudah punya account nama di moodle maka nama pengguna dan
password diisi kemudian tombol login diklik maka akan muncul seperti
pada gambar 2.11.
Gambar 2.11 Materi Komputasi Fisika
Page 60
44
2.8. Pemrograman Borland Delphi
2.8.1. Pengenalan Borland Delphi
Borland Delphi merupakan multi fungsi yang bekerja dalam sistem operasi
Windows dan juga sering disebut alat bantu (tool). Dalam sejarah pemrograman
sudah banyak digunakan oleh programer untuk menyusun sebuah aplikasi.
Microsoft Delphi 7.0 adalah bahasa pemrograman yang bekerja dalam lingkup
MS-Windows dan merupakan bahasa pemrograman tercepat saat ini untuk
membuat aplikasi pada sistem operasi Windows.
Hal ini disebabkan dengan menggunakan Microsoft Delphi tidak perlu
menuliskan instruksi pemrograman dalam kode-kode baris tetapi secara mudah
cukup dengan melakukan Drag and Drop obyek-obyek yang akan digunakan.
Selain itu Microsoft Visual Delphi 7.0 dapat memanfaatkan kemampuan
MS-windows secara optimal. Kemampuannya dapat dipakai untuk merancang
program aplikasi yang berpenampilan seperti aplikasi lainnya yang berbasis MS-
Windows. Microsoft visual delphi 7.0 memungkinkan pembuatan aplikasi atau
pemrograman yang menggunakan tampilan grafis sebagai alat komunikasi dengan
penggunaannya dan Delphi mempunyai fleksibelitas yang sangat baik untuk
berhubungan dengan aplikasi lain.
2.8.2. Bagian Umum Lingkungan Borland Delphi 7
Lingkungan pengembangan terpadu atau Integrated Development
Environment (IDE) dalam program Delphi terbagi menjadi delapan bagian umum,
yaitu Main Menu, ToolBar, Component Palette, Form Designer, Code Editor,
Page 61
45
Object Inspector, Exploring, dan Object Tree View. Untuk lebih jelasnya lihat
gambar 2.12.
IDE merupakan sebuah lingkungan di mana semua tombol perintah yang
diperlukan untuk mendesain aplikasi, menjalankan dan menguji sebuah aplikasi
disajikan dengan baik untuk memudahkan pengembangan program (Madcoms,
2003: 2). Lingkungan pengembangan terpadu dalam program delphi terdiri dari:
(1) Main Menu
Menu utama pada Delphi memiliki kegunaan yang sama seperti program
aplikasi windows lainnya. Dengan mengunakan fasilitas menu, program
dapat dipanggil atau disimpan. Pada dasarnya semua perintah yang
diberikan dapat ditemukan pada bagian menu utama ini.
(2) Tool bar
Delphi memiliki beberapa toolbar yang masing-masing memiliki
perbedaan fungsi dan setiap tombol pada bagian toolbar berfungsi
sebagai pengganti suatu menu perintah yang sering digunakan. Tombol-
tombol yang terletak pada bagian toolbar dapat ditambah atau dikurangi
sesuai kebutuhan.
(3) Component Palette
Component palette berisi kumpulan ikon yang melambangkan
komponen-komponen yang terdapat pada VCL (Visual Component
Library). Pada komponen palette dapat ditemukan beberapa page
control, seperti standard, additional, win 32, system, data access dan
lain-lain.
Page 62
46
Gambar 2.12 Lembar Kerja Borland Delphi
(4) Form Designer
Form designer merupakan suatu obyek yang dapat dipakai sebagai
tempat untuk merancang program aplikasi. Form berbentuk sebuah meja
kerja yang dapat diisi dengan komponen-komponen yang diambil dari
component palette. Dalam sebuah form terdapat titik-titik yang disebut
grid yang berguna untuk membantu pengaturan tata letak obyek yang
dimasukkan dalam form.
Main Menu
Toolbar
Component Palette
Form Designer
Object Inspector
Code Editor
Code Explorer
Object Tree View
Page 63
47
(5) Object Inspector
Object inspector digunakan untuk mengubah properti atau karakteristik
dari sebuah komponen. Object inspector terdiri dari dua tab yaitu
properties dan event.
(6) Code Editor
Code editor merupakan tempat kode program dituliskan. Pernyataan-
pernyataan dalam obyek Pascal dapat dituliskan pada bagian ini.
Keuntungan bagi pemakai Delphi adalah tidak perlu menuliskan kode-
kode sumber, karena Delphi telah menyediakan kerangka penulisan
sebuah program. Code editor dilengkapi dengan fasilitas highlight yang
memudahkan pemakai menemukan kesalahan.
(7) Code Explorer
Jendela pada code explorer adalah lembar kerja baru yang terdapat di
dalam Delphi 7 yang tidak ditemukan pada versi-versi sebelumnya. Code
explorer digunakan untuk memudahkan pemakai berpindah antar file unit
yang terdapat di dalam jendela code editor.
(8) Object Tree View
Object Tree View menampilkan diagram pohon dari komponen-
komponen yang bersifat visual maupun non visual yang telah terdapat
dalam form, data module, atau frame. Object tree view juga menampilkan
hubungan logika antar komponen.
Page 64
48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
3.1.1. Luaran
(1) Menghasilkan bahan pembelajaran Komputasi Fisika dengan
menggunakan moodle secara online.
(2) Pengetesan bahan pembelajaran mandiri komputasi fisika.
3.1.2. Tempat dan Waktu
(1) Tempat
: Laboratorium komputer D9 Lantai 3 Jurusan Fisika
FMIPA Unnes.
(2) Waktu
: Oktober 2005 – Agustus 2006.
3.1.3. Indikator
Suatu penelitian pengembangan bahan pembelajaran menggunakan
moodle secara online terlebih dahulu menentukan indikator pokok. Adapun
indikator yang digunakan dalam pengembangan bahan pembelajaran komputasi
fisika secara online ini terbagi dalam:
(1) User satisfaction (tingkat kepuasan subyektif pemakai)
a. Rasa senang menggunakan moodle secara online.
b. Sering membuka sinau online komputasi fisika.
c. Tertarik dengan materi e-learning.
48
Page 65
49
(2) Usability (kemudahan pengguna)
a. Mudah dipelajari cara pemakaiannya oleh pengguna.
b. Mudah dioperasikan pengunjung.
c. Menu-menu mudah diikuti oleh pengunjung.
(3) Sistem Navigasi
Kemudahan bernavigasi (menjelajahi) sistem sinau online dengan
menggunakan hyperlink.
(4) Graphic Design (Rancangan Grafis)
Rancangan/desain grafis yang menarik, yang dapat memberikan
kepuasan visual user secara subyektif, melalui lay out, menu-menu dan
pemilihan warna.
(5) Content (Isi)
Materi-materi dan soal-soal dapat dilihat dan dibaca oleh user/pemakai
dengan mudah.
(6) Loading Time (Waktu Panggil)
Faktor yang menyebabkan surfers betah di halaman sinau online adalah
kecepatan loading-nya. Kecepatan loading ini ditentukan oleh ukuran
file, sebaiknya ukuran HTML dan images didalamnya sekitar 50-60 Kb.
(7) Individual Impact (Pengaruh Terhadap individu)
Pengaruh yang diharapkan adalah motivasi untuk belajar dan rasa ingin
tahu (Alamsyah, 2004: 8).
Page 66
50
3.1.4. Prosedur Kerja
Untuk menjaga agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan
maka perlu disusun prosedur kerja. Adapun hal-hal yang akan dikerjakan dalam
penelitian ini adalah :
(1) Pembuatan bahan pembelajaran Komputasi Fisika dengan menggunakan
moodle yang dapat diakses secara online.
Agar bahan pembelajaran yang dibuat menarik untuk dikunjungi,
maka halaman-halaman dari materi e-learning tersebut haruslah didesain
dengan se-menarik mungkin.
(2) Uji coba produk materi e-learning dilakukan untuk :
a. Mengukur keterbacaan teks bahan pembelajaran komputasi fisika.
b. Mengukur ketertarikan user terhadap bahan pembelajaran
komputasi fisika.
3.2. Metode Penentuan Obyek Penelitian
3.2.1.
Populasi
Menurut Arikunto (1998), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Jurusan Fisika Universitas
Negeri Semarang.
3.2.2.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Fisika yang mengikuti semester pendek mata
Page 67
51
kuliah komputasi fisika di Universitas Negeri Semarang tahun akademik
2005/2006 (Arikunto, 1998: 117).
3.3. Instrumen Penelitian Bahan Pembelajaran
3.3.1. Tes Rumpang
Tes rumpang adalah sejenis tes untuk mengukur keterbacaan teks dari
bahan tulis (sesuai dengan aslinya) yang beberapa katanya dihilangkan secara
sistematis (biasanya kata ke-5) (Widodo, 1993, dalam Gunawan 2004).
Instrumen tes tingkat keterbacaan teks bahan pembelajaran dalam
penelitian ini terdiri dari 30 soal. Adapun prosedur penyusunan instrumen
penelitian tes tingkat keterbacaan teks bahan pembelajaran adalah sebagai berikut:
(1) Materi diambil dari bahan pembelajaran sesuai dengan aslinya.
(2) Memilih teks dalam bahan pembelajaran yang relatif panjang.
(3) Kata yang dihilangkan dari teks bahan pembelajaran merupakan butir
soal tes (biasanya kata yang dihilangkan adalah kata ke-5 dari kalimat
atau paragraf).
(4) Jika kata kelima dari kalimat atau paragraf tersebut adalah tahun, nama
kota, nama orang, kata sambung, dan kata ganti maka butir soal tes
diambil dari kata sebelum atau sesudah kata kelima.
(5) Setelah tes diberikan kepada siswa, hasil jawaban benar saja yang
digunakan untuk menentukan skor.
Untuk menentukan kriteria mudah sukarnya bahan pembelajaran
digunakan kriteria dari Bormuth. Menurut Bormuth skor di bawah 37
Page 68
52
menunjukkan bahwa bahan pembelajaran sukar dipahami sedangkan skor di atas
57 menunjukkan bahwa bahan pembelajaran mudah dipahami.
3.3.2. Angket atau Kuesioner.
Angket ini berisi pernyataan-pernyataan yang ditujukan kepada user atau
pemakai bahan pembelajaran mengunakan moodle secara online. Dalam angket
ini terdapat 20 pernyataan yang dapat dijawab oleh user setelah mempelajari
bahan pembelajaran menggunakan moodle tersebut. Setiap pernyataan dalam
angket terdapat empat jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), kurang setuju
(KS), dan tidak setuju (TS).
Sedangkan penentuan jumlah skor untuk jawaban pernyataan dalam
angket adalah skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS), skor 4 untuk jawaban
setuju (S), skor 2 untuk jawaban kurang setuju (KS), dan skor 1 untuk jawaban
tidak setuju (TS) (Riduwan, 2005: 13).
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu metode atau cara yang
digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
(1) Metode tes
(2) Metode angket
3.4.1. Metode Tes
Metode tes yang digunakan adalah tes rumpang (cloze test). Metode tes
rumpang digunakan untuk mengetahui tingkat keterbacan teks bahan
Page 69
53
pembelajaran sehingga diperoleh informasi bahwa bahan pembelajaran tersebut
mudah dipahami atau tidak.
3.4.2. Metode Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Metode
angket yang digunakan adalah rating scale (skala bertingkat). Metode angket
digunakan untuk mengetahui tingkat ketertarikan user terhadap bahan
pembelajaran komputasi fisika sehingga diperoleh informasi bahwa bahan
pembelajaran tersebut menarik atau tidak.
3.5. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan untuk bahan pembelajaran
tertulis adalah:
(1) Bahan pembelajaran yang telah dikembangkan oleh penulis diupload ke
dalam jaringan intranet.
(2) User atau pemakai dapat mengakses bahan pembelajaran tersebut melalui
web site http://192.168.1.4/elearning (di Laboratorium komputer D9
Lantai 3 Jurusan Fisika FMIPA
Unnes).
(3) Melakukan tes tingkat keterbacaan dan tingkat ketertarikan user kepada
mahasiswa fisika peserta kuliah Semester Pendek (SP) komputasi fisika
dengan menggunakan instrumen tes rumpang dan instrumen angket dari
bahan pembelajaran yang telah dipelajari.
Page 70
54
(4) Melakukan analisis data untuk mengetahui tingkat keterbacaan teks
bahan pembelajaran dan tingkat ketertarikan user setelah mempelajari
bahan pembelajaran komputasi fisika secara online.
3.6. Metode Analisis Data
Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis
data. Dalam penelitian ini lebih menitikberatkan tentang bagaimana paket
bahan pembelajaran mandiri secara online dan tidak melihat aspek statistiknya
secara mendalam, sehingga dalam penelitian ini data dianalisis dengan sistem
diskriptif prosentase.
Untuk memperoleh data tersebut diperlukan alat ukur yaitu berupa
item-item soal atau instrumen evalusi. Bentuk instrumen yang digunakan
adalah tes tingkat keterbacaan (tes rumpang) dan angket.
3.6.1. Tingkat Keterbacaan Teks
Untuk mengetahui tingkat keterbacaan teks bahan pembelajaran
dihitung dengan mencari proporsi jawaban benar dikalikan 100. Secara
matematis:
%100
n
x
x
i

=
keterangan:
x
= Besarnya tingkat keterbacaan teks bahan pembelajaran.
∑ i
x = Jumlah proporsi jawaban yang benar.
n
= Banyak siswa
(Widodo:1993, dalam Gunawan: 2004)
Page 71
55
Hasil akhir keterbacan teks bahan pembelajaran dalam bentuk skor,
kemudian dibandingkan dengan kriteria Bormuth sebagai berikut:
< 37 %
= Bahan pembelajaran sukar dipahami.
37 % - 57 % = Bahan pembelajaran telah memenuhi syarat
keterbacaan.
> 57 %
= Bahan pembelajaran mudah dipahami.
3.6.2. Tingkat Ketertarikan User
Untuk menganalisis data dari angket dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
(1) Angket yang telah diisi oleh responden, diperiksa kelengkapan
jawabannya, kemudian disusun sesuai dengan kode responden.
(2) Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor
sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.
(3) Membuat tabulasi data.
(4) Menghitung prosentase dari tiap-tiap subvariabel. Adapun prosentase
untuk tiap-tiap subvariabel dihitung dengan menggunakan rumus :
%100
×
=
N
S
Ps
keterangan
Ps = prosentase subvariabel
S = Jumlah nilai tiap subvariabel/faktor
N = Jumlah skor maksimum
Page 72
56
(5) Dari prosentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke
dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menentukan kriteria
kualitatif dilakukan dengan cara :
a. Menentukan prosentase skor ideal (skor maksimal) = 100 %
b. Menentukan prosentase skor terendah (skor minimal) = 0 %
c. Menentukan range 100 – 0 = 100
d. Menentukan interval yang dikehendaki 4 kriteria (baik, cukup,
kurang baik, tidak baik)
e. Menentukan lebar interval 100/4 = 25
Berdasarkan perhitungan di atas maka range prosentase dan kriteria
kualitatif ketertarikan user dapat ditetapkan sebagaimana dalam tabel 3.1
berikut:
Tabel 3.1. Range prosentase dan kriteria kualitatif ketertarikan user
Nomor
Interval
Kriteria
1.
76 % < Skor ≤ 100 %
Baik
2.
51% < Skor ≤ 75 %
Cukup
3.
26 < Skor ≤ 50 % Kurang baik
4.
0 % < Skor ≤ 25 % Tidak baik
(Wibowo, 2004: 37)
Page 73
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Tingkat Keterbacaan Teks Bahan Pembelajaran
Perhitungan tingkat keterbacaan teks bahan pembelajaran komputasi fisika
dapat dilihat pada lampiran 7. Besarnya skor prosentase tingkat keterbacaan
adalah 83,5 % apabila dikonsultasikan dengan kriteria Bormuth, maka bahan
pembelajaran komputasi fisika termasuk ke dalam kriteria mudah dipahami.
4.1.2. Tingkat Ketertarikan User terhadap Bahan Pembelajaran
Tingkat ketertarikan user terhadap bahan pembelajaran fisika
menggunakan moodle dapat dilihat dari hasil angket yang telah diisi oleh user
setelah mempelajari bahan pembelajaran menggunakan moodle yang dilakukan
selama kurun waktu 2 minggu. Dari daftar peserta kuliah Semester Pendek (SP)
komputasi fisika sebanyak 17 orang user yang menggunakan moodle yang dapat
diakses secara online. Sedangkan yang telah mengisi angket observasi bahan
pembelajaran komputasi fisika secara online sebanyak 14 user.
Hasil perhitungan rata-rata skor observasi terhadap 14 orang user dapat
dilihat pada lampiran 13. Besarnya rata-rata skor prosentase observasi dari 14
orang user yaitu 78,21 %. Menurut kriteria tingkat ketertarikan user (BAB III :
56), apabila tingkat ketertarikan user terletak pada interval 76 % sampai dengan
57
Page 74
58
100 %, maka tingkat ketertarikan user terhadap bahan pembelajaran
menggunakan moodle termasuk ke dalam kategori baik.
Analisis skor angket manual untuk tiap sub variabel yang diteliti dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1: Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel
Kepuasan Pengguna (User Satisfaction)
Sub sub
variabel
Senang
menggunakan
Sering
menggunakan
Ketertarikan
Item soal
2
9
20
Skor
59
38
58
Prosentase
84 %
54 %
83 %
Kriteria
B
CB
B
Tabel 4.2: Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel
Kemudahan dalam Penggunaan (Usability)
Sub sub
variabel
Pemakaian
mudah
Mudah
dioperasikan
Mudah diikuti
Item soal
3
4
18
Skor
57
58
57
Prosentase
81 %
83 %
81 %
Kriteria
B
B
B
Tabel 4.3: Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel
Sistem Navigasi
Sub sub
variabel
Penggunaan
hyperlink
Item soal
13
Skor
54
Prosentase
77 %
Kriteria
B
Page 75
59
Tabel 4.4: Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel
Rancangan Grafis (Graphic Design)
Sub sub
variabel
Tampilan lay
out
Menu-menu
Warna-warna
Item soal
10
11
17
Skor
57
47
60
Prosentase
81 %
67 %
86 %
Kriteria
B
CB
B
Tabel 4.5: Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel
Isi (Content)
Sub sub
variabel
Penyajian
konsep
fisika
Penyelesaian
numerik
Gambar
memperjelas
Penulisan
rumus
Item soal
1
12
15
16
Skor
57
53
56
54
Prosentase
81 %
76 %
80 %
77 %
Kriteria
B
B
B
B
Tabel 4.6: Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel
Waktu Pemanggilan (Loading Time)
Sub sub
variabel
Kecepatan
pemanggilan
Item soal
5
Skor
53
Prosentase
76 %
Kriteria
B
Tabel 4.7: Analisis Skor Angket untuk Sub Variabel
Pengaruh terhadap Individu (Individual Impact)
Sub sub
variabel
Keinginan
mengembangkan
Keingin-
tahuan
Motivasi Sumber
informasi
Membutuhkan
bantuan
Item soal
6
7
8
14
19
Skor
54
61
55
58
49
Prosentase
77 %
87 %
79 %
83 %
70 %
Kriteria
B
B
B
B
CB
Page 76
60
4.2. Pembahasan
Sinau online ini telah diujicobakan kepada responden yaitu mahasiswa SP
komputasi fisika tahun akademik 2005/2006. Tes rumpang dan angket online
disediakan bagi semua peserta yang mengikuti pembelajaran berbasis web
tersebut.
Bahan pembelajaran fisika komputasi menggunakan moodle yang
dikembangkan oleh penulis diujikan kepada user selama kurun waktu 2 minggu
untuk mengetahui besarnya tingkat keterbacaan teks dan ketertarikan user selama
kurun waktu 2 minggu terdapat 16 orang user yang telah mengisi tes rumpang dan
14 orang user yang telah mengisi angket observasi bahan pembelajaran
menggunakan moodle yang dapat diakses secara online.
Bahan pembelajaran fisika komputasi yang telah dikembangkan oleh
penulis mempunyai tingkat keterbacaan teks bahan pembelajaran fisika termasuk
ke dalam kategori mudah dipahami. Besar kecilnya tingkat keterbacaan teks dari
bahan pembelajaran tergantung pada panjang pendeknya kalimat yang digunakan,
struktur bahasa dan juga penggunaan bahasa sebagai media komunikasi antara
penulis dan pemakai.
Bahan pembelajaran yang mudah dipahami oleh pemakainya berarti bahan
pembelajaran tersebut telah memenuhi syarat sebagai bahan pembelajaran yang
baik. Bahan pembelajaran yang mudah untuk dipahami akan mendorong pemakai
untuk mempelajari bahan pembelajaran secara lebih mendalam.
Berdasarkan analisis skor angket untuk mahasiswa dapat dilakukan
pembahasan sebagai berikut: dalam kriteria bahan pembelajaran komputasi online
Page 77
61
secara umum tergolong baik (78 %). Kepuasan pengguna yang meliputi senang
menggunakan tergolong baik (84 %), sering menggunakan tergolong cukup baik
(54 %), dan ketertarikan tergolong baik (83 %).
Untuk kriteria kemudahan dalam penggunaan yang meliputi pemakaian
mudah tergolong baik (81 %), menu-menu tergolong cukup baik (67 %), dan
warna-warna tergolong baik (86 %).
Dalam kriteria isi yang meliputi penyajian konsep fisika tergolong baik (81
%), penyelesaian numerik tergolong baik (76 %) merupakan faktor yang penting
untuk menentukan kualitas dari sebuah bahan pembelajaran secara online.
Faktor pengaruh terhadap individu (individual impact) berperan besar
terhadap hasil yang diperoleh dalam sebuah pembelajaran. Kriteria individual
impact yang meliputi keinginan mengembangkan tergolong baik (77 %), ingin
tahu tergolong baik (87 %), termotivasi tergolong baik (79 %), sumber informasi
tergolong baik (83 %), dan membutuhkan guru tergolong cukup baik (70 %).
Hasil Analisis data dari uji coba yang telah dilakukan berdasarkan
responden mahasiswa setidaknya dapat memberikan gambaran bagi kita, bahwa
pengembangan bahan pembelajaran seperti ini perlu untuk dikembangkan lagi,
mengingat tanggapan positif dari responden terhadap program ini, sehingga dapat
digunakan untuk pembelajaran mata kuliah di perguruan tinggi.
Page 78
62
4.3. Keterbatasan dan kelemahan Penelitian
4.3.1. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
(1) Bahan pembelajaran fisika komputasi yang dikembangkan oleh penulis
hanya diujikan kepada mahasiswa fisika peserta semester pendek mata
kuliah fisika komputasi yaitu sebanyak 17 mahasiswa.
(2) Waktu yang terbatas.
4.3.2. Kelemahan Penelitian
Kelemahan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
(1) Kemampuan awal mahasiswa tidak diteliti terlebih dahulu sehingga
penulis tidak mengetahui kemampuan awal yang dimiliki mahasiswa.
(2) Bahan pembelajaran menggunakan moodle yang dikembangkan oleh
penulis masih banyak terdapat kekurangan jika dilihat dari jarangnya
mahasiswa membuka sinau online komputasi fisika dibandingkan dengan
membaca buku teks dan menu-menu sinau online yang kurang lengkap
berdasarkan hasil angket.
(3) Dalam bahan pembelajaran menggunakan moodle yang dikembangkan
oleh penulis terdapat kolom saran dan kritik yang tidak diisi oleh user
sehingga penulis tidak mengetahui saran dan kritik yang mungkin ingin
disampaikan oleh user.
Page 79
63
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
(1) Bahan pembelajaran komputasi Fisika yang dikembangkan oleh penulis
mempunyai tingkat keterbacaan teks sebesar 83,5 %, hal ini berarti bahan
pembelajaran tersebut termasuk ke dalam kategori mudah dipahami.
(2) Bahan pembelajaran komputasi fisika yang dikembangkan oleh penulis
mempunyai tingkat ketertarikan user terhadap bahan pembelajaran
sebesar 78,2 % termasuk kategori baik.
(3) Bahan pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana untuk belajar
mandiri.
(4) Telah dihasilkan sebuah bahan pembelajaran komputasi fisika
menggunakan moodle secara online di jurusan fisika Universitas Negeri
Semarang.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, penulis mengajukan saran
sebagai berikut:
(1) Diperlukan adanya pengembangan untuk menyempurnakan bahan
pembelajaran ini dalam rangka pembelajaran yang berkelanjutan.
63
Page 80
64
(2) Program ini perlu terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan
perkembangan IPTEK supaya mahasiswa yang menggunakan tidak
ketinggalan informasi dan ilmu pengetahuan yang baru.
(3) Dalam melakukan penelitian bahan pembelajaran, sebaiknya kurun
waktu yang diberikan kepada user cukup lama, sehingga user dapat
mempelajari bahan pembelajaran tersebut dengan baik.
(4) Setiap program pembelajaran secara online yang baru dikembangkan
memerlukan masa uji coba yang melibatkan berbagai komponen internal
dan eksternal.