Selasa, 11 Mei 2010

Pendidikan dari masa ke Masa

ulunya, pada tahun 1945 hingga 1948, Kementrian Pendidikan Nasional bernama Departemen Pengajaran dipimpin oleh seorang menteri. Sejak Indonesia merdeka, sudah berganti-ganti pula menteri-menteri pendidikan tersebut. Nah, di hari pendidikan nasional ini, mari kita mengenal mentri-mentri Pendidikan RI yang menjabat sedari tahun 1945.


Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai tokoh pendidikan. Beliau pula yang pertama kali menjabat sebagai Mentri Pendidikan Nasional RI pada kabinet Presidentil. Dulunya, namanya adalah Mentri Pengajaran. Ki Hajar Dewantara mengemban tanggung jawab ini sedari 19 Agustus 1945 hingga 14 November 1945. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Departemen Pendidikan Nasional.


Menggantikan Ki Hajar Dewantara, Todung Sutan Gunung Mulia menjadi Menteri Pendidikan Nasional pada kabinet Sjahrir I dan II. Beliau menjabat dari tanggal 14 November 1945 hingga 2 Oktober 1946. Mentri Pendidikan Nasional RI ketiga adalah Bapak Soewandi yang menjabat pada kabinet Sjahrir III. Masa jabatannya terhitung tanggal 2 Oktober 1946 hingga 27 Juni 1947. Sebelumnya, pada kabinet Sjahrir I dan II, beliau menjabat sebagai Menteri Kehakiman RI.


Setelah Bapak Soewandi, ada Ali Sastroamidjojo yang menjabat selama tiga kabinet. Pada masanya, nama Menteri Pengajaran berganti menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Berikutnya adalah Bapak Teuku Mohammad Hasan pada kabinet darurat, Sarmidi Mangunsarkoro pada kabinet Hatta II yang berakhir pada 20 Desember 1949. Abu Hanifah, Bahder Djohan, Mohammad Yamin, R.M. Suwandi, Sarino Mangunpranoto, Prijono, menjadi urutan berikutnya. Prijono menjabat paling lama yaitu sembilan tahun. Beliau juga menjadi bagian dari enam kabinet yaitu kabinet Djuanda, kabinet kerja I, II, dan III, serta kabinet Dwikora I.


Setelah itu ada Sanusi Hardjadinata pada kabinet Ampera II hingga tahun 1968. Memasuki kabinet Pembangunan I, Juni 1968, Mashuri Saleh menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Disusul kemudian oleh Sumantri Brodjonegoro, Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, dan Nugroho Notsusanto.

Tak kalah lama dengan Prijono, Fuad Hassan juga menjabat selama delapan tahun pada kabinet pembangunan IV dan V. Setelah berhenti sebagai Mendikbud, beliau diangkat menjadi anggota DPA. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai duta besar RI untuk Mesir dan anggota MPR. Fuad Hassan adalah guru besar di bidang psikologi (psikologi pendidikan) pada Universitas Indonesia. Selain sebagai guru besar di bidang psikologi, Fuad Hasan pernah menjadi dekan di fakultas psikologi Universitas Indonesia.


Jabatan Fuad Hassan kemudian dipindahkan kepada Wardiman Djojonegoro selama lima tahun. Lalu, Wiranto Arismudandar pada kabinet Pembangunan VII. Pada masa kabinet Reformasi Pembangunan, nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berganti menjadi Menteri Pendidikan Nasional yang kemudian dijabat oleh Juwono Soedarsono.

Lalu, pada 23 Oktober 1999, kabinet Persatuan Nasional mempercayakan Yahya Muhaimin menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional. Agustus 2001, kabinet Gotong Royong menunjuk Abdul Malik Fadjar sebagai Menteri Pendidikan Nasional. Beliau adalah lulusan tahun 1972 dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Menteri Agama Kabinet Reformasi Pembangunan.

Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden SBY mengangkat Bambang Sudibyo pada 20 Oktober 2004 lalu. Beliau adalah seorang politikus, ekonom, dan akademisi Indonesia. Ia adalah Menteri Keuangan pada Kabinet Persatuan Nasional. Kini, Mohammad Nuh merupakan Menteri Pendidikan Nasional RI yang ke-25. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, dan juga pernah sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Beliau adalah lulusan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya dan University of Illinois Urbana Champaign. (opie, berbagai sumber berbeda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar