Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Cari Blog Ini
Arsip Blog
-
▼
2010
(164)
-
▼
Oktober
(48)
-
▼
Okt 05
(27)
- MEMBACA
- CARA MEMPELAJARI ANAK MEMBACA
- MEBACA BERITA
- ARTIKEL
- CONTOH ARTIKEL
- WACANA
- WACANA TULIS DAN LISAN
- Tanpa judul
- FABEL
- LEGENDA
- Mitte
- Sage
- Cerpen
- Novel
- Pantun
- Komedi
- Ketoprak
- Jadwal Kuliah PGSD
- Konsep Dasar IPS(Perguruan Tinggi)
- Pengembangan Konsep Dasar IPS (SD)
- MANAJEMEN ORGANISASI / LEMBAGA
- MANAGEMEN KEPEMIMPINAN
- ARTI MANAJEMEN PESERTA DIDIK
- Manajemen Peserta didik dalam menghadapi Kreatifit...
- Manajemen Peserta Didik
- Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik
- Paradikma baru Manajemen Pendidikan
-
▼
Okt 05
(27)
-
▼
Oktober
(48)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar